Mohon tunggu...
M. Alghifari Satria P.
M. Alghifari Satria P. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UMB Meruya

Work Hard play Hard

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB1 Prof Dr Apollo

9 April 2021   22:11 Diperbarui: 9 April 2021   23:01 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa asset terbagi menjadi dua jenis lagi jika dilihat berdasarkan wujudnya yaitu terlihat (tangible) dan tidak terlihat (intangible). Asset terlihat (tangible) disebut demikian karena memang salah satu karakteristik mereka yang memiliki rupa fisik dan dapat disentuh. Beberapa karakteristik yang mendefinisikan sebuah asset adalah asset tangible adalah :

  • Memiliki bentuk fisik sehingga dapat di lihat, dirasakan, atau disentuh.
  • Nilai mereka turun seiring waktu.
  • Memiliki nilai residu.
  • Dapat dijadikan jaminan untuk mendapat pinjaman.
  • Digunakan dalam operasi harian perusahaan.

Jenis kedua, asset tidak terlihat (intangible). Asset ini adalah kebalikan dari asset tangible yang disebutkan tadi. Salah satu karakteristik dari asset ini adalah Tidak adanya bentuk fisik layaknya asset tangible. Asset ini tidak dapat disentuh, dilihat, atau dirasakan namun memiliki nilai finansial walaupun berbeda dengan asset tangible, asset intangible tidak memiliki nilai yang exact. IAS 38 For recognising and measuring intangible asset mendefinisikam asset sebagai asset tida terlihat non moneter tanpa wujud fisik.

Terdapat 5 jenis asset tidak terlihat yang umumnya dimiliki perusaaan seperti goodwill, ekuitas merek, kekayaan intelektual seperti paten, rahasia dagang, merek dagang, dll), lisensi, daftar pelanggan dan hasil Penelitian dan pengembangan

whatsapp-image-2021-04-09-at-21-38-08-1-607072e28ede481544479ed4.jpeg
whatsapp-image-2021-04-09-at-21-38-08-1-607072e28ede481544479ed4.jpeg
                Layaknya akun lain, asset juga ada kriteria dalam pengakuan (Recognition), pengakuan adalah pencatatan transaksi dalam praktek akuntansi suatu perusahaan. untuk mengakui asset, asset tersebut harus memenuhi kriteria utama layaknya pengakuan liabilitas dan pendapatan/beban, Yaitu Probability. Kriteria diadakan karena dalam prakteknya saat perusahaan melakukan pengeluaran/berbelanja, pengeluaran tersebut bisa saja berupa pengeluaran belaka atau menjadi sebuah asset karena diperlukan untuk megetahui aset mana yang akan dimasukkan ke dalam neraca.

                Jika mengambil contoh dari sejumlah kasus dimana memang memungkinkan untuk mengakui pengeluaran tersebut sebagai aset secara langsung, karena memang memiliki kriteria yang membedakannya dengan sebuah beban dimana Kriteria tersebut adalah bahwa pengeluaran tersebut akan menghasilkan manfaat ekonomi yang nantinya akan mengalir kepada pemiliknya di periode pelaporan yang akan datang. Maka asset tersebut telah memenuhi kriteria probability yang disebutkan tadi.

Kriteria ini memperhitungkan tingkat ketidakpastian adanya manfaat ekonomi yang dapat mengalir ke atau dari perusahaan tersebut. Kriteria ini mempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat akun disusun yang terkait dengan kondisi yang ada pada akhir periode pelaporan. Jika kecil kemungkinan manfaat ekonomi akan didapat, maka item tersebut tidak dapat diakui sebagai asset.

Untuk mengetahui nilai suatu Asset maka ada namanya pengukuran asset, pengukuran digunakan untuk mengetahui makna dan nilai ekonomi suatu objek. Biasanya untuk melihat nilai objek dalam mata uang (harganya). Pengukuran ini bukannya tanpa tujuan. Pengambil keputusan, investor dan stakeholder perlu mengetahui berapa nilai asset yang perusahaan miliki.

Financial accounting standard board (FASB) menyebutkan ada 5 cara untuk mengetahui nilai asset. Yaitu dengan

  • Melihat Nilai Historis dari suatu barang. Asset yang berupa gedung, tanah, mesin, parik dapat diketahui nilainya dengan menghitung berapa jumlah uang/biaya yang dikeluakan untuk memperoleh barang tersebut dahulu dan disesuaikan dengan depresiasi atau amortisasi barang tersebut dari waktu ke waktu.
  • Melihat Current Cost-nya. Jadi barang tersebut akan dinilai harganya berdasarkan berapa harga barang tersebut jika dibeli sekarang (untuk menggantinya) makanya dapat disebut juga sebagai Replacement cost.
  • Melihat harga barang tersebut di pasaran sekarang. Asset seperti saham tidak memiliki nilai yang akan tetap. Nilai suatu saham akan meningkat atau menurun sehingga penting untuk menilainya sesuai dengan harga pasaran saham tersebut.
  • Melihat nilai terealisasi bersihnya (net realizable Value) yaitu nilai yang dapat diterima dari asset tersebut namun dikurangi dengan biaya yang diperlukan untuk merubah/konversi asset tersebut menjadi kas/berguna.
  • Terakhir adalah Present (or Discounted) Value of Future Cash Flows. Penilaian ini melihat nilai masa depan dari asset tersebut. Asset seperti piutang atau investasi jangka panjang walaupun dinilai dengan nilainya sekarang namun penerimaan kasnya akan terjadi di masa depan sehingga nilai aslinya harus dihitung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun