Solusi yang dapat kita ambil untuk mengatasi masalah yang dijelaskan oleh Joppich adalah dengan memulihkan intentionalitas dalam setiap kebiasaan. Kebiasaan yang baik tidak harus selalu dilakukan secara otomatis tanpa pertanyaan. Sebaliknya, kita perlu membuat kebiasaan kita selaras dengan tujuan yang lebih besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menetapkan tujuan yang jelas dan memastikan setiap kebiasaan mendukung tujuan tersebut.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan melakukan refleksi rutin, misalnya setiap bulan, untuk mengevaluasi apakah kebiasaan kita masih mendukung impian dan aspirasi kita. Kita juga bisa menulis tujuan jangka panjang kita dan mencocokkannya dengan kebiasaan sehari-hari. Jika ada kebiasaan yang mulai kehilangan makna atau terasa tidak lagi relevan, saatnya untuk menyesuaikan atau bahkan mengubah kebiasaan tersebut.
Selain itu, menggabungkan kebiasaan baik dengan elemen kreativitas dan spontanitas juga dapat membantu mengembalikan kesegaran dalam hidup kita. Misalnya, jika kita merasa bosan dengan rutinitas, kita bisa mencari cara baru untuk menjalani kebiasaan tersebut agar tetap menyenangkan dan membawa makna.
Penutup
Kebiasaan baik memang bisa menjadi alat yang kuat untuk mencapai efisiensi dan tujuan hidup. Namun, tanpa intentionalitas, kebiasaan-kebiasaan tersebut bisa kehilangan esensinya. Dengan terus mengingatkan diri kita untuk bertindak dengan tujuan dan memperbarui kebiasaan kita sesuai dengan perkembangan tujuan hidup, kita dapat menjaga kebiasaan tetap bermakna dan mendukung perjalanan hidup kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI