Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor

[Horor Minggu Dini Hari): Khong Kali Kong

29 Desember 2024   00:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   00:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Khong Kali Kong

Malam itu, kabut tebal menyelimuti pinggiran hutan Gunung Lawu. Di bawah naungan pohon pinus yang tinggi dan berayun oleh angin malam, tiga pria berbeda generasi berdiri dengan wajah penuh ketegangan. 

Mereka adalah ayah, paman, dan anak. Di depan mereka, sebuah altar sederhana dari batu tua yang berlumut berdiri, menjadi saksi ritual yang akan dilakukan.

Si ayah, seorang pria paruh baya dengan sorot mata tajam, membawa sesajen berupa kemenyan, uang logam, dan beberapa lembar kain kuning. 

Namun yang paling mencolok adalah sekelompok orang yang berlutut di belakangnya, penggemar fanatik yang mengamini setiap kata yang keluar dari mulutnya, seberapa pun absurdnya. 

Mereka adalah tumbal yang dipersembahkan, manusia-manusia yang telah menyerahkan akal sehat mereka demi pujian.

Di sisi lain, paman, seorang pria dengan tatapan penuh intrik, membawa pasukan kecil berseragam yang berdiri kaku seperti patung. 

Namun, sorot mata mereka menunjukkan ketakutan, seperti seseorang yang memikul beban rahasia yang siap meledak kapan saja. Mereka adalah alat bagi sang paman, dijadikan jaminan atas masalah pribadi yang telah ia sandera.

Si anak, seorang pemuda berwajah garang, membawa segerombolan pemuda berbadan kekar. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang selalu memilih kekerasan sebagai jawaban. 

Dengan langkah berat, mereka mengikuti si anak yang telah mendoktrin mereka untuk taat tanpa banyak bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun