Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Terjebak dalam Lingkaran Kematian?

16 Desember 2024   09:28 Diperbarui: 16 Desember 2024   09:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(semua agama berperan memutus mata rantai kekerasan, olahan GemAIBot, dokpri)

Di sisi lain, konteks sosial dan ekonomi yang lebih luas juga berperan penting. Ketidakadilan sosial, ketimpangan ekonomi, dan pola interaksi yang tidak sehat dalam kelompok sosial dapat menghasilkan lingkungan yang kondusif bagi kekerasan.

Dalam beberapa kasus, orang merasa terasing atau tidak berdaya, yang mendorong mereka untuk melakukan kekerasan sebagai cara untuk merebut kembali kontrol atau mengatasi rasa frustrasi yang mendalam.

Oleh karena itu, untuk memahami fenomena kekerasan secara menyeluruh, kita perlu memasukkan analisis yang mempertimbangkan lapisan psikologis, sosial, dan struktural yang berkontribusi pada perilaku tersebut.

 

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Tinjauan Psikologi: Pendidikan Emosional dan Keterampilan Komunikasi

Dari sudut pandang psikologi, ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perilaku kekerasan. Teori agresi, seperti Teori Frustrasi-Aggresi, menunjukkan bahwa kekerasan sering kali merupakan respons terhadap frustrasi.

Ketika individu merasa tertekan, teraniaya, atau terancam, mereka mungkin merespons dengan cara yang agresif. Selain itu, ada juga faktor gangguan mental, tapi ini bukan satu-satunya penyebab.

Perilaku ini juga bisa dipandang sebagai hasil dari desensitisasi. Sosial media dan tayangan kekerasan dapat meningkatkan toleransi seseorang terhadap kekerasan.

Jika seseorang terpajan dengan gambar dan berita kekerasan, mereka mungkin akan menilai bahwa tindakan kekerasan adalah cara yang dapat diterima untuk menyelesaikan masalah.

Untuk mengatasi perilaku kekerasan yang semakin meningkat, pendekatan psikologis yang sistematis seharusnya meliputi intervensi yang berfokus pada pendidikan emosional dan pengembangan keterampilan komunikasi yang efektif.

Salah satu solusi dapat berupa program pelatihan yang membantu individu memahami dan mengelola emosi mereka, serta cara-cara positif untuk mengekspresikan diri tanpa kekerasan.

Program ini dapat mencakup pendekatan terapi kognitif-perilaku yang telah terbukti efektif dalam membantu individu mengganti pola pikir negatif yang dapat memicu perilaku agresif dengan cara berpikir yang lebih konstruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun