Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Kemanusiaan Mangunwijaya

6 Oktober 2024   13:15 Diperbarui: 6 Oktober 2024   13:29 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Romo Mangun amat menekankan pentingnya menghargai harkat dan martabat setiap individu, tidak peduli latar belakang mereka. Hal itu terlihat dari pergaulan dan persahabatannya yang lintasbatas entah dengan para tokoh masyarakat maupun dengan masyarakat terkecil sekalipun. Baginya, setiap orang memiliki hak untuk diperlakukan dengan martabat dan rasa hormat. Ratusan umat berusia di atas 50 tahun yang hadir dalam misa haul 25 tahun wafatnya, yang dipimpin oleh Mgr Robertus Rubyatmoko di Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan pada 10 Februari 2024 lalu menegaskan berapa Mangun amat dicintai, dihargai dan dikenang. Karena ia sendiri telah memperjuangkan harkat dan martabat banyak orang.

Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia adalah inti dari seluruh perjuangan dan karya hidup Romo Mangunwijaya. Ia meyakini bahwa setiap individu, terlepas dari status sosial, ekonomi, atau latar belakang agama, memiliki nilai yang tak ternilai dan harus diperlakukan dengan penuh hormat. Pandangan ini tidak hanya terwujud dalam pemikiran-pemikirannya, tetapi juga dalam tindakan nyata yang ia lakukan, baik dalam aktivitas sosial maupun interaksinya sehari-hari. Romo Mangun tidak pernah membeda-bedakan siapa yang ia layani. Ia bersahabat dan bergaul dengan lintas kalangan, mulai dari tokoh-tokoh besar hingga orang-orang yang termarjinalkan di masyarakat. Sikap inilah yang menjadikan Romo Mangun sebagai figur yang dicintai oleh banyak orang, karena ia mampu melihat keindahan dan potensi dalam diri setiap manusia tanpa memandang kasta atau status mereka.

Keteladanannya dalam memperjuangkan harkat manusia terlihat jelas dalam pelayanannya kepada mereka yang terpinggirkan, seperti masyarakat miskin yang tinggal di bantaran Kali Code, Yogyakarta. Di sana, Romo Mangun tidak hanya membangun permukiman fisik yang layak, tetapi juga memulihkan harga diri mereka yang sering diabaikan oleh masyarakat luas. Dengan memberikan mereka ruang untuk hidup yang layak, ia sekaligus mengangkat martabat mereka sebagai manusia yang memiliki hak untuk hidup dengan bermartabat. Bagi Romo Mangun, memberikan martabat kepada seseorang berarti memberi mereka kesempatan untuk menjalani kehidupan yang bermakna, di mana mereka tidak dipandang sebagai objek belas kasihan, tetapi sebagai individu yang memiliki potensi dan kemampuan.

Warisan moral Romo Mangun dalam menghargai harkat dan martabat manusia menjadi teladan bagi kita semua di zaman sekarang. Ia mengajarkan bahwa memperjuangkan martabat seseorang bukanlah tindakan yang mewah atau terbatas pada kelompok elit, tetapi sebuah kewajiban dasar yang harus diwujudkan oleh setiap individu, terutama dalam kehidupan bersama. Pemikirannya tetap relevan di tengah dunia yang sering kali terpolarisasi oleh perbedaan, di mana manusia kadang-kadang kehilangan kemanusiaannya dalam mengejar ambisi material. Romo Mangun memberikan kita contoh bahwa kemanusiaan harus selalu diutamakan, dan bahwa setiap tindakan yang kita lakukan harus berlandaskan pada penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia.

(blog.bintangasik.com)
(blog.bintangasik.com)

Kelima, Perjuangan Melawan Ketidakadilan

Romo Mangun adalah seorang penentang keras segala bentuk ketidakadilan. Dia berjuang untuk hak-hak masyarakat yang tertindas dan selalu berusaha untuk membela mereka yang tidak bisa membela diri sendiri. Kehadirannya di Kali Code, Kedung Ombo dan Grigak mengafirmasi keberpihakannya untuk melawan ketidakadilan.

Romo Mangunwijaya adalah sosok yang dikenal gigih melawan segala bentuk ketidakadilan, dan ia menjadikan perjuangan ini sebagai inti dari seluruh pengabdiannya. Ketidakadilan yang ia hadapi bukan hanya ketidakadilan sosial, tetapi juga ketidakadilan struktural dan politik yang sering kali membuat masyarakat kecil dan tertindas tidak memiliki ruang untuk bersuara. Kehadirannya di Kali Code, Kedung Ombo, dan Grigak adalah contoh nyata dari sikap tegasnya untuk berdiri di sisi mereka yang terpinggirkan. Di Kali Code, misalnya, Romo Mangun tidak hanya menyediakan hunian layak bagi masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai, tetapi juga memberikan mereka kekuatan untuk melawan penggusuran paksa yang kerap terjadi atas nama pembangunan. Baginya, pembangunan yang mengorbankan masyarakat kecil adalah bentuk ketidakadilan yang harus dilawan.

Begitu juga di Kedung Ombo, di mana Romo Mangun dengan lantang menentang pembangunan bendungan besar yang mengancam kehidupan ribuan warga yang akan tergusur dari tanah mereka. Ia berdiri bersama para petani dan penduduk desa yang suaranya tak didengar oleh pemerintah. Romo Mangun dengan tegas menyuarakan bahwa pembangunan tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang merampas hak asasi manusia, termasuk hak atas tanah dan kehidupan yang layak. Di Grigak, ia juga melanjutkan perjuangannya dengan mendampingi masyarakat pesisir yang terancam oleh eksploitasi lingkungan yang tidak bertanggung jawab. Romo Mangun menunjukkan bahwa ketidakadilan dalam bentuk apapun -- entah itu sosial, ekonomi, atau lingkungan -- harus diperangi, dan bahwa masyarakat kecil yang tidak memiliki kekuatan politik atau ekonomi berhak mendapatkan pembelaan.

Perjuangan Romo Mangun melawan ketidakadilan bukanlah perjuangan yang mudah. Ia sering kali harus berhadapan dengan kekuatan besar, baik itu pemerintah maupun korporasi yang memiliki kepentingan ekonomi dalam proyek-proyek pembangunan yang ia kritisi. Namun, meskipun menghadapi risiko besar, Romo Mangun tidak pernah mundur. Baginya, membela mereka yang lemah dan tidak bisa membela diri sendiri adalah panggilan moral yang tidak bisa diabaikan. Ia percaya bahwa ketidakadilan harus dihadapi dengan keberanian dan solidaritas, dan bahwa perubahan hanya akan terjadi jika ada yang berani berdiri untuk kebenaran dan keadilan. Melalui perjuangannya, Romo Mangun memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk tidak diam ketika melihat ketidakadilan, tetapi bertindak dan melawan, meskipun harus menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar.

(blog.bintangasik.com)
(blog.bintangasik.com)

Keenam, Spiritualitas dan Etika

Sebagai seorang imam Katolik, Romo Mangun menggunakan keyakinan dan nilai-nilai spiritualnya untuk membimbing aksi sosial dan politiknya. Bagi Mangun, etika dan moralitas harus selalu menjadi bagian dari diskusi tentang pembangunan dan kebijakan publik. Ini mungkin yang mulai luntur akhir-akhir ini. Penggusuran dengan memakai "tangan besi", seakan dengan ganti untung semua persoalan beres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun