Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Permainan yang Lebih Besar

26 September 2024   10:50 Diperbarui: 26 September 2024   10:51 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi diolah dengan GemAIBot, dokpri)

Keesokan paginya, berita tentang Pilkada Kota Mandiri tetap seperti biasa. Bayu, Ratna, dan Agus terus melanjutkan kampanye mereka dengan nomor urut mereka yang penuh simbolisme, sementara Satria terdiam dalam dilema moralnya.

Seminggu kemudian. Ketika hasil Pilkada diumumkan, pemenangnya bukanlah Bayu, Ratna, atau Agus, tetapi seorang calon independen yang hampir tak diperhitungkan. Rupanya, dalam permainan besar itu, ada satu hal yang mereka lupakan: rakyat. Rakyat yang selama ini mereka anggap bisa dibeli dan dikendalikan, ternyata masih memiliki suara. Mereka memilih seseorang yang tak terlibat dalam money politik, perjudian, atau gimik nomor urut.

Satria tak pernah menulis cerita itu. Karena di dunia di mana uang dan kekuasaan berkuasa, terkadang kebenaran hanyalah satu hal yang terkunci rapat di balik amplop tebal. Dan uang itu dia serahkan semuanya sebuah panti asuhan milik pemodal dari salah satu peserta. Pilkada memang penuh liku dan liku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun