Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kok Dia Glossofobia, sih?

8 Agustus 2024   12:18 Diperbarui: 8 Agustus 2024   12:33 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5) Menjadi Contoh yang Baik. Tunjukkan bagaimana menghadapi situasi berbicara di depan umum dengan tenang dan percaya diri. Dan bagikan pengalaman pribadi tentang bagaimana mengatasi rasa gugup atau ketakutan.

Dukungan dari keluarga dan teman dapat membuat perbedaan besar dalam perjalanan individu mengatasi glossofobia. Dengan menyediakan lingkungan yang aman dan penuh dukungan, mereka dapat merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk menghadapi ketakutan mereka secara bertahap.

(dreamstime.com)
(dreamstime.com)

Bagaimana Mengatasi bila Anak-anak yang Alami?

Menurut pengalaman dari teman-teman yang memiliki anak yang mengalami kasus semacam ini juga dari beberapa literatur yang saya baca ada tiga cara menghadapi anak yang demikian.

Pertama, Terapi Bermain. Anak-anak dapat diajak bermain peran untuk membiasakan mereka berbicara dan mengekspresikan diri dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Terapi bermain adalah pendekatan yang efektif untuk membantu anak-anak mengatasi glossofobia dan kecemasan sosial. Melalui bermain peran dan aktivitas yang menyenangkan, anak-anak dapat belajar mengekspresikan diri dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

Terapi bermain bermanfaat untuk: 1) Meningkatkan Ekspresi Diri dengan bermain peran memungkinkan anak-anak untuk berlatih berbicara dan mengekspresikan perasaan mereka tanpa merasa tertekan. Mereka dapat mencoba berbagai peran dan skenario, yang membantu mereka mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain.

2) Mengurangi Kecemasan melalui permainan, anak-anak dapat merasa lebih rileks dan nyaman, yang membantu mengurangi kecemasan mereka. Aktivitas bermain yang menyenangkan juga dapat mengalihkan perhatian dari rasa takut dan memberikan pengalaman positif dalam berbicara.

3) Mengembangkan Keterampilan Sosial. Anak-anak dapat belajar keterampilan sosial dasar, seperti berbicara bergantian, mendengarkan, dan mengekspresikan diri dengan jelas. Adanya interaksi dengan teman sebaya atau terapis selama sesi bermain dapat memperkuat kemampuan mereka dalam berkomunikasi.

4) Membangun Kepercayaan Diri. Saat anak-anak berhasil menyelesaikan skenario bermain peran, mereka mendapatkan rasa pencapaian yang meningkatkan kepercayaan diri. Penguatan positif dari terapis atau orang dewasa lainnya dapat memperkuat keyakinan diri mereka.

5) Mengeksplorasi Perasaan. Terapi bermain memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengenali dan mengeksplorasi perasaan mereka. Ini dapat membantu mereka memahami dan mengatasi emosi yang mungkin mempengaruhi kemampuan mereka untuk berbicara dengan orang lain.

6) Menyediakan Lingkungan yang Mendukung. Sesi terapi bermain dirancang untuk menjadi lingkungan yang aman dan mendukung, di mana anak-anak dapat bereksperimen dan belajar tanpa takut dihakimi. Hubungan yang positif dengan terapis dapat memberikan rasa aman dan dukungan emosional yang penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun