Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi sistem saraf dan pola pikir yang terkait dengan rasa cemas dan ketakutan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait kecenderungan genetik ini meliputi:
1) Pewarisan genetik. Jika orang tua atau anggota keluarga lainnya memiliki riwayat kecemasan sosial atau fobia berbicara di depan umum, kemungkinan anak mengalami hal yang sama bisa lebih tinggi. Gen tertentu dapat memengaruhi neurotransmitter otak yang terlibat dalam respons terhadap stres dan kecemasan.
2) Pengaruh lingkungan. Meskipun genetik berperan, lingkungan di mana seseorang dibesarkan juga sangat mempengaruhi perkembangan kecemasan sosial. Pola asuh, pengalaman sosial, dan interaksi sehari-hari dapat memperkuat atau mengurangi kecenderungan genetik ini.
3) Interaksi genetik dan lingkungan. Kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan dapat memperkuat atau melemahkan risiko kecemasan sosial. Misalnya, seorang anak dengan kecenderungan genetik terhadap kecemasan mungkin lebih rentan mengembangkan glossofobia jika mereka dibesarkan dalam lingkungan yang kurang mendukung.
Bagaimana Menangani Glossofobia?
Ada beberapa langkah penanganan untuk menolong seseorang terbebas dari glossofobia, antara lain:
Pertama, Terapi Kognitif-Perilaku (CBT: Cognitive Behavioral Therapy): Terapi ini membantu individu untuk mengubah pola pikir negatif yang terkait dengan berbicara di depan umum. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT) adalah pendekatan efektif untuk mengatasi glossofobia dan kecemasan sosial. CBT berfokus pada mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang mempengaruhi cara seseorang merespons situasi sosial.
Berikut adalah cara CBT dapat membantu individu yang mengalami ketakutan berbicara di depan umum: 1) Identifikasi pola pikir negatif: Dalam CBT, individu diajak untuk mengenali pikiran negatif atau irasional yang muncul saat mereka menghadapi situasi berbicara di depan umum. Ini bisa berupa keyakinan bahwa mereka akan gagal atau dipermalukan.
2) Reframing pikiran: Terapi ini membantu individu untuk menggantikan pikiran negatif dengan pikiran yang lebih positif dan realistis. Misalnya, alih-alih berpikir "Saya akan membuat kesalahan besar," mereka belajar untuk berpikir "Saya telah mempersiapkan diri dengan baik dan bisa melakukan ini."
3) Eksposur bertahap: CBT sering melibatkan eksposur bertahap ke situasi yang menakutkan. Individu mulai dengan situasi yang paling tidak menakutkan dan secara bertahap menghadapi tantangan yang lebih besar. Ini membantu mereka membangun kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan dari waktu ke waktu.
4) Latihan keterampilan sosial: CBT dapat mencakup latihan keterampilan sosial untuk membantu individu merasa lebih nyaman dan yakin saat berinteraksi dengan orang lain. Ini bisa termasuk teknik komunikasi dan cara mengatasi kesalahan saat berbicara.
5) Pemantauan dan evaluasi diri: Terapi ini juga mengajarkan individu untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan mereka sendiri, membantu mereka memahami bagaimana perubahan pola pikir dan perilaku dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan kenyamanan mereka dalam situasi sosial.