Perubahan dalam Membaca Makna Seorang Perempuan atau Ibu
Ibu Nafsiah Mboi, mantan Menteri Kesehatan RI, pada Kabinet Indonesia Bersatu II, dalam pengantar buku "Perempuan dan Pemberdayaan" (xv: 1997), menulis pikiran Ibu Prof. Dr. Saparinah Sadli, mantan ketua Komnas Perempuan, 1998-2004 menegaskan tentang perempuan begini.
"... suatu masa ketika ambisi yang paling tinggi dari sebagian besar perempuan adalah kawin dengan laki-laki yang baik, dengan kehidupan keluarga yang hangat dan tenang, serta membesarkan anak-anak yang sehat, senang dan sukses, yang pada waktunya juga akan kawin "baik-baik"
Pernyataan ini, secara implisit mau mengatakan bahwa Ibu Saparinah, mempunyai keinginan yang tinggi untuk maju, untuk berubah. Keinginannya dibuktikannya hingga mencapai gelar doktor Psikologi. Bahkan lebih dari itu, menjadi Guru Besar di Universitas Indonesia.Â
Peluang yang ada diolahnya menjadi kekuatan; yang menunjukkan bahwa perempuan atau ibu memiliki kesempatan untuk hadir di ruang publik, membangun bangsa ini melalui dunia akdemis.
Memang kesempatan tidak datang kedua kali. Kesempatan yang ada diambilnya secara optimis untuk bangkit melawan masa lalu, kemudian melihat masa depan dengan cermelang. Inilah salah satu contoh perempuan atau ibu.
Contoh lain misalnya dilukiskan oleh Liu Ban Fo atau sering dikenal para aktivis Credit Union, Munaldus Nerang dalam sebuah novel dengan judul dalam bahasa Spanyol: "Yo Te Amo" (aku mencintaimu), terbit 2018 oleh PT. Elex Media Komputindo.
Liu Ban Fo melukiskan bahwa Veron dengan latarbelakang pendidikan S1 Ekonomi, dari pedalaman Kalimantan menjabat sebagai seorang CEO di sebuah Credit Union di Kalimantan. Perjuangan Veron hingga menjabat CEO tidak berjalan mulus.
Tetapi karena kemauan, jujur, disiplin, rajin, ulet, dan tekun yang menjadi karakternya, Veron mampu menduduki jabatan tersebut. Tentu masih banyak lagi kisah perempaun atau ibu yang luar biasa hebat.
Dari dua tokoh perempuan atau ibu diatas, ternyata peluang dan kesempatan itu, kini telah dirasakan dan dijalankan oleh perempuan atau ibu zaman kini.Â
Walaupun peluang dan kesempatan itu kecil, sederhana, dan ringan. Yang terpenting ialah, bahwa peluang dan kesempatan yang ada, diambil dan dijalankan sebagai suatu proses menuju penemuan sesuatu yang berguna.Â