Tidak hanya itu, di Tanah Karo yang begitu dingin dan sejuk, terdapat perkebunan teh dan jeruk serta sayuran yang meluas. Pertanian Tanah Batak menyuburkan masyarakat juga di propinsi-propinsi lain. Inilah kekayaan Danau Toba yang mampu berbagi dengan masyarakat Indonesia.Â
Keempat, masyarakat dan budaya yang terciptakan. Berjumpa dengan saudara-saudari suku Batak, ada dua kata yang selalu saya munculkan, yaitu kreatif dan banyak omong. Dua kata ini, rasanya banyak omong, yang seakan negatif.Â
Namun, dari banyak omong itu, unsur kreatifnya teraktualisasikan. Karena itu, mungkin baik kalau kita berjumpa dan mendengar baik-baik apa yang disampaikan saudara-saudari kita ini. Memang terkadang ada leluconnya, tetapi disinilah dinamisme kreatifitasnya terekspouskan.Â
Kreatifitas dalam banyak omong adalah juga sebuah inspiratif. Inspiratif ini terakomodir dalam keragaman warna enun ikat dan hiasan-hiasan warna di rumah-rumah adat mereka.Â
Gambaran enun ikat dan keagungan berdiri rumah-rumah adat, menunjukkan hal yang sama, masyarakat yang kreatif. Kreatifitas masyarakatnya ini pun tak tanggung-tanggung dalam perjumpaan dalam kelompok-kelompok di ruang publik. Kreatifitas ini terdengar keras namun bukan marah. Itulah cara mereka berkomunikasi.Â
Akhirnya, Danau Toba adalah kehadiran keagungan Sang Khalik yang menghadirkan Sang Sabda Alam yang menginspirasikan banyak gagasan dan menghidupkan masyarakat sekitar dan yang datang mengunjunginya. Saya bangga Indonesia, karena punya kekayaan yang mengangumkan dunia, itulah Danau Toba. ***
Pangkalpinang, 29 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H