Mohon tunggu...
Alfonsius Febryan
Alfonsius Febryan Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi 'Fajar Timur'-Abepura, Papua

Iesus Khristos Theou Soter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Maurice Blanchot, Jalan Imanensi yang Sunyi

8 Oktober 2020   09:04 Diperbarui: 8 Oktober 2020   09:12 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu untuk hal apakah yang dapat disumbangkan kepada negeri? Pastinya ada di dalam keterlemparan dalam ruang dan waktu saat ini, seperti tertera pada Heidegger terkait Dasein.

Saat diri sudah mengalami keterlemparan, dan membiarkan diri untuk menerima fenomena secara lebih koheren tentu tak ada lagi ruang untuk merumuskan kekosongan itu sendiri, yakni tepat ketika tak ada lagi semangat berefleksi jika berada dan berdiri bersama di pintu ambang kehancuran seperti apakah diri ini? dan siapakah diri ini nantinya?

Para petinggi negri mungkin alpa di dalam hal ini, karena tak pernah mau menulis catatan evaluasi dari setiap perjalanan hidup berbangsa dan bernegara. Suka duka rakyat dibiarkan untuk rakyat saja yang menulisnya dan membiarkan serta memberi dogma untuk belajar tabah dengan pelbagai tunjangan.

Seperti dalam rumusan Kafka yang berani untuk terjun ke dalam kesunyiaan dan kesia-siaan demi merumuskan keselamatan bagi dirinya agar menunjang tentang siapa dirinya sesungguhnya di hadapan keselamatan itu sendiri, menjadi sebuah rumusan terbalik untuk negeri ini dan mungkin akan ditertawakan, tetapi sesungguhnya itu menjadi bukti bahwa petinggi negeri mungkin tak ada kepekaan untuk terlibat, serta hadir dan menuntaskan semangat martir di tengah kegamangan di masa pandemik ini.

Sekarang telah banyak khalayak bingung untuk menjawab terkait siapa yang dapat bertanggung jawab terhadap kesenjangan yang akhir-akhir ini melanda. Sebab hingga kini semua gerak wakil rakyat seolah enggan untuk solider dengan rakyat jelata, alih-alih solider malah mengurus kepentingan untuk pilkada.

Sudahlah.... Biarkan aku sunyi menemani dan menuliskan bait-baitku serta bersuara bagi kepala keluarga yang masih senantiasa menafkahi anak cucu dengan peluh dan darah.

Biara Sang Surya 8 Oktober 2020

[1] Daftar nama ini diperoleh dari tulisan Ann Smock dalam Translator's Introduction atas buku Maurice Blanchot, The Space of Literature diterjemahkan oleh Ann Smock (Lincoln: University of Nebraska Press), 1989,  hlm. 1.

[2] The Space of Literature diterjemahkan oleh Ann Smock (Lincoln: University of Nebraska Press), 1989,  hlm. 61.

[3] The Space of Literature diterjemahkan oleh Ann Smock (Lincoln: University of Nebraska Press), 1989,  hlm. 41.

[4] The Space of Literature diterjemahkan oleh Ann Smock (Lincoln: University of Nebraska Press), 1989,  hlm. 95

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun