Pada hari itu masyarakat desa akan berbondong-bondong menyaksikan dan mengikuti ritual grebeg suro ini dengan melakukan kegiatan ritual seperti penanaman kepala sapi. kegiatan ini dilakukan masyarakat desa sumber mujur sebagai wujud penghormatan kepada arwah leluhur serta ungkapan rasa syukur kita kepada tuhan .
Acara ritual adat penanaman kepala sapi ini dilaksanakan di kawasan sumber mata air hutan bamboo bukan hanya itu ritual ini juga dilaksanakan sebagai wadah untuk menyambung tali silaturahmi antar masyarakat dan lebih khususnya masyarakta desa sumber mujur.
Masyarakat desa sumber mujur meyakini bahwa kita hidup di dunia ini tidak hanya bedampingan dengan binatag dan tumbuhan aja melainkan ada makhluk ghoib dan roh nenek moyang yang tak kasat mata yang harus kita hormati keberadaannya.makhluk ghaib dan roh nenek moyang ini dipercaya sebagai penjaga mata air di hutan bamboo ini, mata air ini merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat sumber mujur dimana setiap alirannya memberi kemakmuran, kesejahteraan, serta energy spiritual maka tak heran jika warga desa sangat menjaga kelestarian alamnya.
Hal ini pun sudah mereka lakukan sejak zaman nenek moyang terdahulu sebagai suatu tradisi. Ritual upacara adat penanaman kepala sapi ini juga dihadiri oleh kepala desa , serta pejabat pemerintahan dan dukun adat.
Ritual in juga dilengkapi dengan berbagai macam persembahan atau sesajian yakni terdapat wedang kopi, cok bakal,ingkung, bubur merah putih,tumpeng, gunungan hasil alam, kepala sapi. Semua sesaji ini akan di letakkan di tempat sacral yang kemudian akan di kellilingi oleh dukun adat serta pejabat pemerintahan kemudian dukun adat akan membacakan do’a dan mantra-mantra dengan logat bhasa jawa setelah itu penanaman kepala sapi dilakukan, masyarakat juga di persilahakn untuk makan ingkung yang dibawa oleh warga desa sekaligus di iringi dengan tradisi rebeg suro dari hasil panen masyarakat desa.berbeda daerah berbeda puala ritualnya jika di desa sumber mujur ritual grebeg suro dilakukan dengan ritual adat penanaman kepala sapi maka di desa klanting lumajang sebelum melakukan grebeg suro masyarakat desa akan ber takziah ke makam mbah singo joyo , mbah singo joyo ini merupakan sesepuh babad alas desa klanting. Setelah itu meeka berbondong-bondong untuk bekumpul di lapangan desa untuk berdoa bersama demi kemakmuran, dan keselamatan seluruh warga desa, dan dilanjutkan dengan grebeg suro hasil bumi dan makan bersama. Hal ini membuktikan betapa beragamnya kebudayaan dan tradisi yang ada di Indonesia ini yang patut kita jaga dan lestarikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H