Mohon tunggu...
alfi rahmi mubarak
alfi rahmi mubarak Mohon Tunggu... Guru - Dosen

Bekerja di sbeuah perguruan tinggi agama islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Manusia dalam Perspektif Al-Ghazali, Pilar Pendidikan Pengembangan Akhlak

2 Desember 2024   10:12 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana konsepnya tentang hakikat manusia begitulah konsep pendidikan yang diinginkannya. Al-Ghazali menyeru pada tasawuf, zuhud dan tawakkal, tetapi beliau tidak menyeru untuk mengabaikan kehidupan dunia, seperti bertani, industry, kedokteran dan sebagainya.

Karena itu, pendidikan akhlak dalam perspektif al-Ghazali adalah hal yang sangat "urgen" dalam mengembangkan sifat-sifat ketuhanan yang ada pada diri manusia, agar manusia dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. 

Hal ini bisa dicermati dari formulasi teori pendidikannya yang tertuang dalam karyanya Ayyuha al-Walad yang berkisar pada tiga hal pokok, yaitu: 1. Keutamaan ilmu-pengetahuan 2. Pengklasifikasian ilmu-pengetahuan 3. Kode etik bagi pendidik (guru) dan peserta didik. Menurut al-Ghazali, ilmu pengetahuan merupakan "jalan" utama yang mengantarkan seseorang dekat dengan Allah. Menurutnya,

Jadi, pangkal kebahagiaan hidup di dunia dan akherat adalah ilmu, sehingga merupakan amal yang terbaik(Muhammad Jawwad Ridha, 2002) Dalam dunia pendidikan Islam, pengklasifikasian ilmu oleh al-Ghazali berkembang menjadi dasar konstruksi paradigma dikhotomik. Kenyataan ini telah melanda hampir di seluruh dunia Islam, sehingga menjadi salah satu penyebab keterpurukan peradaban Islam.

Terkait dengan pendidik, al-Ghazali sebagai seorang guru telah memberikan perhatian yang penuh terhadap murid mengasihi dan menyangi murid-muridnya Menurutnya, guru harus menjadi tauladan yang baik dan meniru sifat nabi, sederhana dalam bertindak, tidak pemarah, ikhlas dan selalu menanamkan sifat ikhlas kepada anak didik, berusaha untuk taqarrub ilallah dan mengupayakan anak didik untuk ber taqarrub ilallah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun