Mohon tunggu...
Alfino Hatta
Alfino Hatta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Membaca, menulis puisi dan tertarik belajar hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Politik: Permukaan Kulit Batu

26 Februari 2024   12:35 Diperbarui: 27 Februari 2024   10:53 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang senator tengah melantunkan pidatonya.

Sanggahannya seperti mutlak.

Sulit ditembus panah api meski apinya membara.

Segala berjalan sesuai rencana yang layak.

Musuhnya itu meliuk-liuk pidato seperti dedemit dimarahi raja hantu saja.

Tak membuang tempo.

Segera dia keluarkan segenap daya suara yang dimiliki secara habis-habisan untuk mengakhirinya.

Meski terkadang teknik ini dianggap kuno.

Tapi aku tak tahan di kandang mendidih berbau busuk ini.

Mata anak kecil berkaca-kaca, melihat senator berjual-beli serangan.

Mereka sedang memunggungi.

Suara mereka mengisi ruangan.

Mereka mencatat itu dalam bukunya.

Debat yang menohok itu sangat membuat aku tidak nyaman.

Karena aku itu tak mengerti pidatonya.

Pernyataan anak berumur 5 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun