PENUTUP
Jika dibandingkan antara kejiwaan dalam pandangan Islam dan pandangan psikologi barat, maka ditemukan kesamaan khususnya adanya substansi nafs dalam psikologi Islam yang terdiri dari kalbu yang terdiri dari emosi dan kognitif, kemudian akal yang berkaitan dengan banyak aktivitas dan nafsu yang terdiri dari pertahanan dan hasrat. Jika dilihat struktur ini sama dengan struktur yang diungkapkan Plato, yakni kejiwaan terdiri dari pikiran, kemauan atau motivasi dan hasrat. Pikiran dalam Islam sama dengan akal, yakni segala hal yang mengontrol aktivitas-aktivitas yang terjadi pada manusia.
Kemudian kemauan berkaitan dengan bagian al-hayawaniyyah pada manusia menurut Al-Ghazali, kemudian hasrat dalam Islam yang menjadi bagian dari nafsu manusia. Sedangkan daya jiwa menurut Queyrat, yang terdiri dari afektif , kognitif dan konatif dalam Islam telah dijelaskan dalam kalbu yang terdiri emosi dan kognitif. Begitu juga dengan tipe-tipe yang disebutkan Malapert mengenai tipe-tipe berdasar aspek-aspek kejiwaan, telah dijelaskan dalam Islam mengenai kalbu, akal dan bahkan nafsu.
Jadi, pendapat yang dikemukakan oleh para tokoh psikologi barat mengenai jiwa manusia sesungguhnya lebih luas dan lebih jelas dibahas di dalam Islam dan tokoh-tokoh Islam. Tokoh Islam telah menerangkan mengenai jiwa manusia sebagai suatu kesatuan pada manusia.
REFERENSI
Bustaman, Hanna Djumhana. 1995. Integrasi Psikologi dengan Islam.: Yogyakarta
Pustaka Pelajar.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta : Raja
          Grafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali Pers.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H