Enterance-nya mengingatkan dengan kemunculan Vecna di Stranger Things. Dibarengi dengan pencahayaan, kedatangan penguasa penghuni tersebut benar-benar terasa keren dibanding horor.
Film ini menggunakan 3D CGI dalam membuat kereta. Selain itu juga, hutan-hutan sangat teramat bagus untuk pemandangan.
Namun, penggunaan 3D CGI tersebut kurang terasa mulus, terlebih lagi pada seekor burung yang terlihat kelas kurang mulus.
Film ini jumpscare-nya bisa dikatakan minim. Karena hanya para korban dan penghuni yang muncul di belakang, dan kesannya hambar.
Apalagi sang penguasa penghuni hutan, dirinya sama sekali tidak seram, melainkan benar-benar keren dan mirip sekali dengan Vecna.
Menjelang ending, sebenarnya film ini masih bisa dieksplorasi lagi. Terdapat beberapa penyintas dari gerbong kereta, yang kesannya seperti Train to Busan.
Namun di hadapan para penyintas bukan zombi, melainkan sang penguasa penghuni hutan yang menjadi lawannya.
Di sini terkesan sangat cepat, sehingga terasa kurang sekali dalam fase penurunan klimaksnya.Â
Di balik kejadian tersebut, terjadi obrolan antara Gubernur dengan seseorang yang kerasukan. Hal yang disoroti adalah pencahayaan yang sangat keren.
Penokohan dari tiap karakter pun tidak kalah bagus. Ramla yang dibintangi oleh Putri Ayudya sangat mendalami peran sebagai seorang istri yang mencari kebenaran tentang suaminya.
Karakter pendukung lainnya, yaitu Tekun yang dibintangi Fadly Faisal mampu membangun drama romansa antara dirinya dengan Purnama yang dibintangi oleh Hanna Malasan.