Mohon tunggu...
Muhamad Alfin Afrizal
Muhamad Alfin Afrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - autophile.

menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film: "The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes"

3 Januari 2024   10:30 Diperbarui: 3 Januari 2024   10:35 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konten mengandung sedikit spoiler

The Hunger Games merupakan salah satu film bertemakan distopia yang sangat menarik untuk diikuti. Setelah film terakhir yang berjudul , "The Hunger Games: Mockingjay - Part 2", kini hadir sebuah prekuel dari film tersebut.

The Hunger Games: The Ballad of Songbirds & Snakes menceritakan tentang Coriolanus Snow ketika dirinya masih duduk di institusi yang sedang mencari beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya. Untuk mendapatkan beasiswa, Snow dan kandidat yang lain harus menjadi mentor untuk masing-masing kandidat dari tiap distrik.

Menceritakan Latar Belakang Snow

Film ini menceritakan tentang masa mudanya Presiden Snow. Mungkin di timeline-nya Katniss, sosok Presiden Snow terlihat sangat kejam, bengis, dan licik. Hingga semua distrik membenci dirinya dan sering terjadi pemberontakan karenanya.

Namun, sosoknya di masa muda terlihat jauh berbeda. Dirinya di sini digambarkan sangat teramat peduli terhadap kandidat yang terpilih dari distrik 12, yaitu Lucy Gray. Dirinya rela-rela membantu Lucy agar tetap hidup, meski harus berbuat curang dalam menjadi mentornya.

Presiden Snow yang dibintangi oleh Tom Blyth diperankan sangat apik. Perubahan perilaku Snow yang awalnya terlihat manis sampai muncul bibit-bibit licik, kejam, dan bengisnya diekspresikan dengan baik.

Sampai-sampai memberikan simpati bahwa dirinya di masa muda terlihat seperti orang baik, namun sifat buruknya memang sudah ada di masa mudanya dan melekat sampai dirinya menjadi presiden.

Mengobati Rasa Rindu dengan The Hunger Games

Hal yang menjadikan seri The Hunger Games menarik adalah pertarungan dari kandidat-kandidat yang terpilih dari tiap distrik. Bagaimana cara mereka bekerja sama, membunuh satu sama lain, dan cara mereka bertahan hidup.

Tentu akan memberikan rasa rindu, karena film terakhirnya dari seri ini adalah pemberontakan Katniss melawan Snow. Jadi, lagi adanya permainan yang diadakan tiap tahun, dan yang ada hanya peperangan.

Dalam film terbarunya ini, menampilkan kembali permainan di dalam arena yang memperlihatkan pertarungan antara Lucy dari distrik 12 melawan kandidat dari distrik lain. Sayangnya, pertarungan bertahan hidup tersebut tidak seperti di film pertamanya.

Pertarungan dalam film ini hanya berada di sebuah arena, layaknya stadion. Tentu jika mengingat film sebelumnya sangat dibuat sangat nuansa alam liar dengan monster-monster atau bencana yang disajikan oleh game master. Jadi, pertarungan yang diperlihatkan pun tidak terlalu seru.

Meskipun mengobati rasa rindu tentang bagaimana hunger games di era Snow, tetapi jangan berharap banyak dengan durasi permainan dan serunya pertarungan. Karena cerita ini berfokus pada masa lalu Presiden Snow.

Ending yang Terburu-buru

Film ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama menceritakan Snow yang menjadi seorang mentor. Bagian kedua menceritakan tentang permainan itu berlangsung. Bagian ketiga menceritakan Snow yang ditugaskan untuk menjadi Peacekeeper.

Bagian pertama dan kedua menonjolkan sikap pedulinya Snow kepada Lucy, sampai-sampai melakukan kecurangan untuk mempertahankan Lucy agar tetap hidup.

Bagian ketiga sekaligus bagian penutup, terkesan tergesa-gesa untuk menjadikan Snow sebagai villain. Meskipun memang cukup bisa dikatakan apa yang telah diperbuatnya termasuk ciri khas Snow di timeline Katniss, tetapi entah kenapa terasa kurang kuat untuk menyatakannya sebagai penjahat di ending.

Kesimpulan

Film ini cocok untuk ditonton sebagai menggantikan rasa rindu dengan film The Hunger Games versi Katniss. Meskipun tidak seperti film sebelumnya, film ini pun seru untuk diikuti karena menggambarkan suasana di era Snow, menggambarkan kisah romansa Snow, dan menggambarkan proses Snow menjadi villain.

Poin plus dari film ini cuman satu, Lucy Gray yang menyanyikan lagu The Hanging Tree, yang di mana lagu tersebut dinyanyikan oleh Katniss di timeline-nya. 

Skor: 3/5

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun