Mohon tunggu...
Muhamad Alfin Afrizal
Muhamad Alfin Afrizal Mohon Tunggu... Mahasiswa - autophile.

menulis apa yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Anime "Eiga Daisuki Pompo-san": Proses Pembuatan Film Itu Enggak Gampang

5 Februari 2022   16:10 Diperbarui: 5 Februari 2022   16:24 3091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unduhan gambar dari pinterest: Eiga Daisuki Pompo-san

Selain itu, ada juga perubahan warna karakter. Ini mengingatkan saya pada anime Jojo. Anime Jojo sendiri sering terjadi perubahan warna pada karakternya. Mungkin karena saya kurang terbiasa juga, ya.

Tapi tidak banyak terjadi perubahan warna seperti yang saya maksud tadi. Hanya ada beberapa adegan saja yang terjadi perubahan warna pada karakter. 

Background-nya menurut saya sendiri tidak ada perbedaan. Malah dengan kontras karakternya yang cukup tinggi membuat lebih menonjol.

Permainan Transisi dan Perubahan Rasio

Sepanjang film berjalan,saya benar-benar agak bingung. Ada satu adegan di mana Gene sedang menonton di bioskop. Yang ditontonnya adalah dirinya yang sedang mengobrol dengan Pompo.

Lo? Kok bisa begitu, batin saya. Ternyata itu adalah sebuah transisi. Eh transisi atau peletakan ya? Kurang tahu, maaf jika salah (takut ada anak perfilman yang baca artikel ini).

Transisinya tidak dibuat seperti edit-an. Ya sudah jelas, karena ini film, bukan sebuah karya video edit, seperti jedag-jedug. Transisi yang saya maksud adalah perpindahan cerita dan perpindahan lokasi, begitu.

Terjadi perubahan rasio ketika Gene sedang mengedit dan menonton film tersebut. Rasio yang tadinya utuh jadi terpotong. Bukan berarti tidak konsisten dalam penetapan rasio, tetapi lebih menekankan kalau itu sebuah film.

Animasinya yang Sedikit Kaku

Saya tidak akan membahas penggunaan CGI pada monster. Sudah pastinya jika hal berat untuk dianimasikan, akan ada penggunaan CGI. Sehingga, terjadi animasi yang kaku.

Pada saat disorotnya kaki yang berjalan, entah kenapa terasa kaku. Saya berpikir, ini hanya adegan orang berjalan, tetapi kenapa bisa agak kaku. Mungkin studio CLAP mempunyai alasannya tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun