Mohon tunggu...
ALFINA FISA MUNTASYA
ALFINA FISA MUNTASYA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

membaca karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tunda tapi Tak Terulang

12 November 2024   08:20 Diperbarui: 12 November 2024   08:45 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"HAH hari ini?." Dissa terkejut dengan apa yang terjadi. Ia tau tugas nya begitu banyak dan Dissa belum mengerjakan sedikit pun dan jam pulang sudah dekat. Dissa akhirnya tergopoh- gopoh menyelesaikan tugasnya.

 

"Kenapa kau tidak memberitahuku Lett? Kalau tugas nya dikumpulkan hari ini, aku jadi tergopoh-gopoh mengerjakannya. Awas saja jika aku terlambat ini salahmu Lett." Ucap Dissa dengan nada sedikit naik dan ekspresi kesal itu. Letta kaget dengan Dissa yang tiba-tiba menyalahkan nya atas kejadian ini, Letta membalas ucapan Dissa dengan marah dan kesal.

"Kenapa jadi aku yang kau salahkan, padahal aku yang sudah mengingatkan jika tidak kau sudah mendapatkan nilai 0." Dissa makin kesal karena Letta membentak nya balik, Dissa menatap Letta dengan mata yang melirik tajam ke arahnya namun Dissa masih tertahan untuk mengerjakan tugas nya.

Mulai dari itu hubungan mereka berdua jadi renggang dan tidak saling menyapa dan berbicara satu sama lain. Akhirnya tugas selesai walaupun sedikit terlambat, dan emosi Dissa masih Belum surut, ia pulang dengan keadaan marah. Hujan turun namun Dissa sudah sampai dirumah dan, belum juga ia ganti baju ayahnya berkata.

"Dissa tolong belikan ayah nasi jagung di depan itu, ibumu belum pulang jadi tidak ada makanan, beli 3 ya untuk ayah, kamu dan ibumu nanti" namun Dissa tidak menggubris perkataan ayahnya ia masih sedikit dongkol karena kejadian tadi. Tapi "Ayah pergi sendiri saja, aku mau ganti baju dulu tanganku juga sakit atau, nanti saja aku belikan aku mau istirahat dulu." Melihat tanggapan anaknya seperti itu ayah akhirnya pergi sendiri menembus hujan untuk membeli nasi jagung. 

Beberapa saat kemudian ibunya datang namun ayahnya tak kunjung pulang Dissa sedikit khawatir dengan ayahnya itu, ia sudah menelepon nya beberapa kali namun tak ada hasil, Dissa ingin menyusul ayahnya namun dirumah tidak ada payung ataupun jas hujan. 

Ibu Dissa akhirnya menyuruh Dissa untuk menjemput ayahnya dengan Kresek besar sebagai payung.Saat masih bersiap tiba-tiba ada suara ketukan pintu terdengar, Dissa bergegas membuka pintu di pikirannya itu adalah ayah, namun ternyata salah, dan itu adalah tetangga yang memberi informasi bahwa 

"permisi nak, aku mau menyampaikan informasi bahwa ayahmu mengalami kecelakaan dia tertabrak mobil saat membeli nasi, warung nasi itu juga tertabrak Dis, sekarang ayahmu sudah dibawa ke rumah sakit 'Suara Hati'.' "baik pak terima kasih." 

Dissa dan ibunya segera menuju ke rumah sakit untuk bertemu ayah , dan ternyata ayah sudah kehilangan nyawanya saat di perjalanan menuju rumah sakit. Ibunya menangis histeris saat mendengar berita itu, ia ingin menemui suaminya, Dissa pun tak kuat untuk menahan tangisnya, mereka diarahkan untuk ke kamar jenazah dan itu adalah ayah Dissa yang terbaring tak bernyawa. Akhirnya ayahnya dimakamkan.

  Dissa hanya hidup dengan ibunya dan harapan besar pada Dissa untuk menjadi tulang punggung keluarga, beberapa tahun kemudian Dissa lulus SMA dengan nilai yang pas-pasan, karena ia sering terlambat mengumpulkan tugas dan menunda-nunda tugas nya, ia tidak bisa diterima di PTN namun ia mencoba untuk mencoba UTBK dan tidak bermodalkan belajar sama sekali, jadi jelas ia tidak diterima di negeri, akhirnya Dissa mendaftar ke swasta namun ibunya tak sanggup untuk membiayai kuliah Dissa, jadi Dissa memilih untuk bekerja dan tinggal di kos . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun