Mohon tunggu...
Alfi Basiroh
Alfi Basiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Akuntansi Dosen Prof. Dr. Apollo M. Si. Ak NIM 43220010121 ALFI BASIROH Universitas Mercubuana Jakarta

Mahasiswi S1 Akuntansi Dosen Prof. Dr. Apollo M. Si. Ak NIM 43220010121 ALFI BASIROH Universitas Mercubuana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

TB2_Teori Akuntansi Pendekatan Semiotika Roland Barthes

20 Mei 2022   21:08 Diperbarui: 20 Mei 2022   22:21 2701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri, Pengertian Semiotika menurut Roland Barthes

Mereduksi perbedaan dan keunikan menjadi satu identitas fundamental. Contohnya adalah menganggap semua agama sama.

g. The statement of fact / Pernyataan fakta

sega asesuatu tidak melebihi penampakannya dan kebiasaan sudah menjadi pendaoat umum di kalangan masyarakat. Contohnya adalah anggaran harus memihak rakyat.

Contoh bagaimana tanda berevolusi dari makna konotatif dan denotative menjadi mitos adalah kata "bunga". Ketika kita pertama kali mendengar kata "bunga", pikiran kita membayangkan konsep tanaman dengan kelopak, batang, daun dan aroma warna-warni dan harum. Ini disebut makna denotatif dan umumnya sudah menjadi kesepakan.

Arti bunga dapat berkembang menjadi makna konotatif karena kata tersebut berinteraksi dengan penanda lainnya. Misalnya, jika kata "bunga" dikaitkan dengan dunia perbankan, maka ketika ketika mendengar kata "bunga", Pertama-tama yang tergambar adalah mendapatkan sejumlah uang sebagai bentuk balas jasa yang diberikan bank kepada pelanggan ketika kita membeli produk jasa mereka. Atau sebaliknya, terdapats sejumlah uang yang harus Anda bayarkan ke bank sebagai kompensasi ketika kita memiliki pinjaman dari bank.

Selain itu, makna dari "bunga yang jika dihubungkan dengan seseorang yang sedang jatuh cinta maka menjadi bentuk/lambing kasih saying dan keromantisan. Makna konotatif ini dari suatu tanda muncul kareana hubungannya dengan pengalaman personal dan budaya penggunanya. Makna konotatif dari kata "bunga ini dapat berkembang menjadi sebuah mitos, yakni bunga merupakan simbol cinta, perdamaian dan wujud kasih sayang. Sebagai contoh seorang membawa bunga untuk mewujudkan rasa simpati terhadap korban kekerasan atau peperangan. Mitos "bunga sebagai tanda kasih sayang tentunya tidak berlaku bagi masyarakat di Indonesia, khususnya di Jawa. Budaya "nyekar bagi masyarakat di pedesaan biasanya dikuti dengan membawa bunga yang akan ditaburkan di tanah makam. "Bunga bagi masyakat di pedesaan identik dengan kesakralan dari pada bentuk kasih sayang. Perbedaan makna ini disebabkan oleh hubungannya dengan pengalaman pribadi dan nilai budaya setempat.

Arti lain dari kata "bunga" ketika dikaitkan dengan orang yang dicintai adalah bentuk cinta dan romansa. Makna konotatif yang bermakna ini muncul karena berkaitan dengan pengalaman pribadi dan budaya pengguna. Arti kata "bunga" bisa menjadi mitos. Singkatnya, bunga adalah simbol cinta, kedamaian dan kasih sayang. Misalnya, seseorang membawa bunga dan mengungkapkan simpati kepada para korban kekerasan dan perang. Mitos "bunga" sebagai tanda cinta tentu tidak berlaku bagi masyarakat Jawa. Budaya "nyekar" bagi penduduk setempat biasanya berlanjut dengan membawa bunga ke pemakaman untuk menaburnya di tanah makam. Di tanah Jawa, bunga lebih identik dengan kesakralan daripada bentuk cinta kepada masyarakat negara. Perbedaan makna "bunga" ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan hubungannya dengan nilai-nilai budaya lokal.

- inti pemikiran Semiotika Roland Barthes-

Roland Gerard Barthes (12 Nov 1915-26 Mar 1980) , menulis buku tema 1967 The Death of the Author. Yang memiliki asumsi : [a] Kebudayaan seperti membaca teks, sebagaimana system bahasa, [b] Kehidupan manusia adalah simbol dengan tanda_tanda. , [c] Teks makna dan kelahiran tidak netral secara politis, melanggengkan status quo dan tidak dapat memahami dunia sebagaimana adanya.

Menurut Roland Barthes, konsep inti dari semiotika ialah signification, denotation dan connotation, dan metalanguage atau myth (Yan dan Ming, 2014).

1. Signification

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun