Mohon tunggu...
Alfi Badriawan
Alfi Badriawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Shiddiq dalam Aspek Kehidupan

23 Oktober 2017   05:33 Diperbarui: 30 September 2020   18:45 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh WikiImages dari Pixabay

Sebagai contoh, ada dua orang pedagang jeruk. Pedagang jeruk A yang ketika itu mengatakan bahwa jeruk yang ia jual sangatlah manis.

Sebagai bukti si pedagang mengupas sebuah jeruk sebagai bahan tester bagi para calon pembelinya, memang ketika dicoba jeruk yang menjadi tester tersebut sangatlah manis.

Dengan cara seperti ini para calon pembeli pun tertarik dan mau untuk membeli jeruk dari si pedagang A tersebut.

Akan tetapi, ketika pembeli telah mendapatkan jeruk tersebut dan kemudian memakan jeruk tersebut dirumahnya, ternyata jeruk tersebut sangat kecut, tidak sama dengan jeruk yang dicoba sebagai tester sebelumnya. 

Disitu pembeli itu merasa kecewa dan kurang ikhlas karena telah membeli jeruk dari si pedagang jeruk A tersebut.

Dengan demikian si pembeli pun tidak akan pernah membeli jeruk dari pedagang jeruk A lagi. Dan bahkan si pembeli tersebut bisa saja mengatakan kepada orang yang ia kenal bahwa pedagang jeruk A tidaklah jujur atau tidak shiddiq dalam berdagang atau berbisnis.

Dengan demikian, bisnis yang ia jalankan lambat laun akan mengalami kebangkrutan dikarenakan para pembeli sudah enggan membeli jeruk yang dijula oleh si pedagang A.

Kebangkrutan ini terjadi dikarenakan pedagang A tidaklah menerapkan dan mengamalkan sifat shiddiq.

Berbeda dengan pedagang jeruk B. Pedagang jeruk ini yang menerapkan dan mengamalkan sifat shiddiq didalam kehidupannya sehari-hari terutama dalam berbisnis.

Ketika ada calon pembeli, pedagang B menawarkan jeruknya dengan mengatakan bahwa jeruk yang ia jual sangatllah manis.

Sebagai bukti, pedagang B juga memberika tester yang sangat manis kepada calon pembeli tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun