Mohon tunggu...
Alfiatun Umi
Alfiatun Umi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Dewa

28 Juni 2016   11:35 Diperbarui: 28 Juni 2016   11:45 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana keadaan ‘Dewa’ku sekarang? Mungkinkah ia sudah pecah dan dibuang? Aku ingin kesunyian bersamamu, menikmati bibir lembut Dewa dan Dewi yang menyesap hangat cokelat di pagi hari, serta senyum bahagia setelah sesapan cokelat itu.

Aku rindu kesunyian kami berempat saat menunggu sinar matahari pertama menyapa tubuh Dewi yang menggigil dalam pelukan Dewa, dan membelai tubuh keras kami yang merapat bersedekap.

Kini tubuh kami sudah tidak utuh lagi seperti hati mereka. Aku yakin saat ini atau entah setiap pagi mereka saling merindu, namun terlalu egois untuk memulai bersama lagi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun