2. Pengendalian Diri
Pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan. Dalam konteks kepemimpinan, ini berarti tidak mudah tergoda oleh kekuasaan, materi, atau keinginan yang tidak terkendali. Pengendalian diri membantu pemimpin untuk tetap berpegang pada nilai-nilai integritas dan tidak terjerumus dalam perilaku koruptif.
3. Pengembangan Sikap Rendah Hati
Sikap rendah hati adalah kesadaran akan keterbatasan diri dan kesediaan untuk belajar dari orang lain. Pemimpin yang rendah hati tidak merasa dirinya paling benar dan terbuka terhadap kritik dan saran. Sikap ini penting untuk menciptakan kepemimpinan yang inklusif dan menghargai kontribusi semua pihak.
4. Menumbuhkan Kearifan dalam Bertindak
Kearifan dalam bertindak adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak dan etis. Ini berarti mempertimbangkan dampak jangka panjang dan kepentingan bersama dalam setiap keputusan yang diambil. Pemimpin yang arif mampu melihat gambaran besar dan tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
5. Melepaskan Keterikatan pada Status dan Jabatan
Transformasi kepemimpinan diri juga mencakup melepaskan keterikatan pada status sosial dan jabatan. Ini berarti tidak mencari pengakuan atau imbalan atas tindakan baik yang dilakukan. Pemimpin yang tidak terikat pada status dan jabatan lebih fokus pada pelayanan yang tulus dan berkontribusi untuk kebaikan bersama.
6. Mengembangkan Ketulusan dalam Pelayanan
Ketulusan dalam pelayanan adalah memberikan yang terbaik bagi orang lain tanpa mengharapkan balasan. Pemimpin yang tulus dalam pelayanannya akan selalu mengutamakan kepentingan orang lain dan berusaha untuk memberikan dampak positif dalam setiap tindakannya.
7. Membangun Integritas Berbasis Nilai Universal