Mohon tunggu...
Alfiansyah Syah
Alfiansyah Syah Mohon Tunggu... Warga Negara Indonesia -

Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Padi, Teruslah Bernyanyi dan Berisi

10 April 2018   00:19 Diperbarui: 10 April 2018   00:49 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindra tinggal di Balikpapan. Ia sendiri ujian DAN (gelar sabuk), dari DAN II ke DAN III. Setelah selesai wawancara terkait rumitnya tes masuk ke jenjang DAN III, saya bertanya kepadanya mengapa Padi sampai saat ini lagu-lagunya tetap tidak 'mati' dan tak lekang "dimakan" zaman. Padahal, kala itu Padi vakum dari belantika musik Indonesia. Rindra hanya tertawa dan merendah, bahkan penjelasannya pun bijaksana. Ia menjelaskan, semua musisi sama saja, ingin setiap lagu-lagunya didengar  terus oleh pendengar. Karena, musik adalah bahasa universal, jadi semuanya dikembalikan ke pendengar.

Rindra juga bercerita, semua personel Padi kangen dengan Padi. Jadi, rencananya, ia dan kawan-kawan akan mengumpulkan Padi kembali. Dan itu tak hanya omong kosong. Toh, semua terkabulkan.

Meski begitu, tetap ada yang kurang dari Padi. Mungkin hal ini juga berlaku bagi para musisi di tahun 1990-an, pada masa itu mereka sudah terkenal, masih muda dan polos. Dari semangat muda dan perkenalan akan bumbu-bumbu asmara cinta, lahirlah lagu-lagu cinta yang mahadahsyat, di mana kepingan CD  dan type recorder pada masa-masa itu laris-manis.

"Kakak saya penggemar berat Padi. Sampai ia dulu koleksi poster, kaset type, hingga aksesori dan baju Padi ia punya," cerita saya, Rindra tertawa dan bahkan berterima kasih. Saya Lanjutkan. "Terus terang, saya dulu itu masih SD dan SMP saya masih tetap suka Padi. Apalagi, lagu 'Sang penghibur' itu terdaftar menjadi lagu wajib di acara festival musik antar sekolah."

Daripada panjang lebar, saya langsung ke intinya. "Tapi begini, Mas. Mohon maaf ya,

apa yang terjadi di era milenial ini? Kenapa lagu Padi hanya itu-itu saja dan tidak membuat lagu baru lagi, atau mungkin Mas RIndra sendiri yang ciptakan lagu. Apakah Padi atau Mas Rindra masih bisa mencipakan lagu cinta seperti yang ada di album-album sebelumnya?"

Rindra berpikir sejenak. Tak lama kemudian, ia menganggukkan kepala.

"Jadi begini, Mas. Benar apa yang dikatakan oleh Masnya tadi. Karena apa, ya, salah satu faktornya adalah kami ini tak muda lagi. Dulu kami melewati masa-masa di mana rasanya jatuh cinta, sakit hati, patah hati, persahabatan, dan perasaan-perasaan lainnya di mana kami tuangkan itu semua dalam lagu. Dulu kami rasakan masa-masa itu. Sekarang, untuk membuat lirik-lirik cinta itu susah sekali. Masa-masanya itu beda," terang pemetik bass tanpa fret ini.

Saya ingin beritahu ada band satu band angkatan Padi, yang sampai saat ini tetap eksis dengan lagu-lagu cinta dan tetap mempertahankan style-nya. Sebelum saya berbicra, Rindra beritahu duluan.

"Saya salut dengan Sheila On 7. Sampai sekarang masih dengan style-nya dan masih bisa membuat lagu-lagu cinta sesuai dengan anak muda banget," lugasnya.

Tidak buru--buru dan tidak tergesa-gesa. Tunggu hati dan moment yang pas dan semua diawali dan diakhrii dengan kehendak hati. Dari itu, musik yang indah akan tercipta dan dibarengi dengan lirik yang sederhana, namun penuh makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun