Mohon tunggu...
Alfiansyah Syah
Alfiansyah Syah Mohon Tunggu... Warga Negara Indonesia -

Penikmat Senja

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Loyalitas dan Semangat Orang Bugis dalam Diri Syamsul Chaerudin

17 November 2017   13:02 Diperbarui: 17 November 2017   16:18 3775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu wartawan langsung menanyakan, apa rencana Syamsul ke depan?

"Saya belum berencana bagaimana. Saya bersyukur coach sudah mempercayakan dan menjadikan saya sebagai kapten. Ini merupakan penghargaan berharga bagi saya sendiri. Tapi, saya minta maaf sama seluruh keluarga PSM," jelasnya.

Lagi-lagi wartawan masih terus bertanya, ini ada apa? Dan salah satu wartawan menanyakan apa momen terbaiknya selama hampir 15 tahun membela PSM? Jawabannya tak seperti pernah mencetak gol spektakuler atau menang atas tim-tim besar. Jawabannya sama seperti suporter fanatik pada umumnya.

"Momen terbaik saya yakni ketika PSM menang dan saya kecewa ketika PSM kalah. Tak bisa membawa juara. Hanya itu," tuturnya. Singkat, padat dan jelas.

****
Sekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai.

Di tahun 2017,  PSM juga mengganti logonya.  Kapal phinisinya semakin terlihat gagah untuk berlayar. Phinisi itu telah dikapteni oleh Syamsul, terus berlayar, mencari apa yang ingin dicari dan menemukan jawaban dari petualangan yang telah ia capai. 15 tahun berlayar, dengan awak kapal yang berbeda-beda,  apakah yang didapatkan dari pelayaran itu?  

Memang, Syamsul sempat bermain di Persija Jakarta dan Sriwijaya FC. Namun, ia mempunyai tempat khusus di hati fans PSM. Lihatlah ketika Syamsul berlari di lapangan. Penuh kharismatik dan mampu menghadirkan magis semangat Bugis-Makassar. Ketika ia memotong bola, merebut, menekel, hingga yang pasti sangat-sangat ngotot dan keras tak ingin dikalahkan begitu saja. Keras, cepat, lugas,  penuh perhitungan, dan tak kenal kompromi. Keberanian adalah suatu keutamaan, namun segalanya memerlukan kearifan dalam berpikir. Itulah semangat Bugis-Makassar.

Mantan pemain PSM, Maldini Pali bercerita, jika ada pemain di PSM yang tak serius latihan, Syamsul akan marahi pemain itu. Tak heran jika ia mengutarkan kata-kata 'kotor' sebagai bentuk kekesalannya. Siapapun  itu, entah pemain senior atau junior. Bahkan, jika pelatih tak becus dalam melatih tim, ia akan tegur dan bertanya ke pelatih tersebut, ini latihannya seperti apa, kenapa latihannya seperti ini.

Tak hanya sampai disitu, jika latihannya kurang, ia tambah sendiri dengan mengelilingi lapangan atau metode latihan lainnya.  Semua itu, ia lakukan bukan maksud bermuka dua atau cari muka dengan pelatih, agar dirinya mendapatkan rapor yang baik atau diturunkan di pertandingan.   Jika ia tak senang  dengan metode latihan, ia akan utarakan hal itu. Jika ia senang,  maka ia akan lebih kerja keras lagi dan lagi.

Sepak bola mengajarkan, sebagai pemain tak ada yang namanya kepuasan batiniah. Jika hari ini tim berhasil menang, masih ada kekurangan yang mesti di benah. Semua bisa diraih dengan kerja dan kerja.  Semua tak akan mampu diraih jika seseorang tak kerja keras dan disiplin dalam berlatih. Kata-kata bijak mengatakan, kesuksesan dapat diraih dengan kerja keras.

Di usia yang sudah mencapi 34 tahun, Syamsul tetap melakukan hal tersebut. Kerja keras dan tetap giat dalam latihan. Tak peduli umurmu berapa. Selama tetap tekun dan disiplin, maka dirimu sendiri yang akan memanennya kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun