Aku mengangguk.
        Hanran adalah Sang Pengendali. Ratusan tahun identitasnya tidak pernah diketahui oleh siapapun dengan terus berkeliling semua klan. Tetapi, takdir sudah memutuskan hal lain.
        "Aku tidak mungkin lagi berkeliling dunia seperti dulu. Memang umurku lebih panjang. Tetapi, sebaik-baiknya kita menyembunyikan identitas kita dari dunia, jika takdirmu sudah berkata agar menyelesaikannya, maka tidak mungkin kita akan melanggarnya begitu saja." Ia menarik napas perlahan. "Dengan segala hal yang telah kau lakukan untuk kelompok ini, aku menyerahkan tampuk kepemimpinanku selama ratusan tahun, kepadamu, anakku, Kiken. Kau akan memimpin kelompok ini, Blade SS, dengan segala kemampuanmu."
        Semua tim Oraqle memandangku terkejut. Aku tidak bisa berkata-kata lagi, sama terkejutnya dengan mereka. Aku ingin sekali menanyakan alasan Hanran memilihku. Tetapi, peraturan tetaplah peraturan. Sedangkan Hanran adalah orang yang jarang bercanda jika berbicara perihal kelompok ini. Aku hanya mengangguk perlahan untuk memastikan bahwa diriku telah menjawab pertanyaannya, meskipun dengan penuh keraguan.
        "Maka, mulai besok, kau yang akan memasuki era kepemimpinanmu sendiri. Segala pertimbangan dan kebijakan, kau yang akan menentukannya bersama orang-orang yang kau pilih. Tidak ada intervensi ataupun niat lain yang bercampur dengan pilihanku ini. Jika kau ingin bertemu denganku di kemudian hari, kau hanya perlu datang ke puncak." Ucap Hanran, yang akan selalu terngiang di kepalaku sampai suatu saat nanti.
OoOoOoO
        "Kita sudah sampai di benteng yang kau maksudkan, Oraqle." Kataku kepada Rog melalui alat komunikasi.
        Tidak ada jawaban. Lalu, penjaga gerbang yang terlihat di drone sebelumnya, juga tidak ada. Jenderal Pan menepuk pundakku perlahan. Ia menunjuk ke tanah yang terlihat ada bekas roda kendaraan, yang langsung kuasumsikan bahwa Rog dan yang lainnya berhasil memasuki benteng. Masalah selanjutnya adalah, bagaimana mungkin penjaga gerbang yang sebelumnya berjaga, tiba-tiba menghilang begitu saja. Juga alat komunikasi yang kugunakan tiba-tiba tidak dapat berfungsi sama sekali.
        "Seharusnya ada seorang penjaga yang pasti berjaga di tower itu."
Ucapku sambil menunjuk ke arah tower di dalam gerbang. "Bahkan, dari kejauhan pun mereka pasti bisa melihat kita ketika diserang oleh pasukan misterius di tengah jalan."
        "Tapi, mungkin penjelasan tersebut yang menjadi hal menarik." Celetuk Ed. "Mereka sepertinya sedang menginterogasi Sarah dan lainnya. Aku pernah mendengar tentang rumor bahwa kau tidak akan bisa masuk sebelum menjawab beberapa pertanyaan dari ketuanya. Uniknya, orang yang ditanya hanya mendengar suaranya saja tanpa melihat wujudnya."