"Diterima." Jawab Jenderal Pan. " Aku bergerak ke barat dengan perlahan. Jumlah musuh yang akan kuhadapi kisaran 15 orang."
"Baiklah. Tetap berhati-hati. Cold Eye keluar."
Aku pun memasang peralatan tambahan pada senjata otomatis yang kubawa. Kemudian kupasangi koper senjataku dengan bom waktu dan melemparkannya ke arah selatan. Saat asap itu perlahan mulai menghilang, aku segera turun dari pohon dan bergerak tanpa suara ke sebelah timur. Jumlah musuh yang terlihat ada sekitar 20 orang. Mereka memakai rompi anti peluru dan topeng anti peluru, yang menutupi seluruh kepala mereka.
DUAR !
Sebuah peluru senapan runduk berdesing keras di tengah kepulan asap dan menembus tengkorak dua pasukan di selatan.
"Burst, Cold Eye masuk." Panggilku.
"Diterima." Jawab Raz.
"Apakah perempuan itu yang menembakkan peluru itu ?" Tanyaku penasaran.
"Ya. Sangat mengerikan saat suara itu terdengar."
"Baiklah. Bantu ia dan suruh Dea agar tetap berhati-hati saat menyerang."
"Perintah diterima."