Setelah berhasil menyusup ke dalam pikirannya, aku membuatnya tertidur tanpa mengubah posisi duduknya. Aku mengakses seluruh ingatannya. Nama aslinya bukan Kiken. Ia memiliki nama Sarah dan berasal dari Rusia. Aku cukup terkejut mengetahui hal itu. Lalu aku mencari hubungannya dengan Gevaar, laki-laki yang tadi bersama dengannya. Anumerta dari marga Feng. Tetapi ia lahir di Belanda. Aku segera menyadari keadaan yang terjadi pada Sarah. Kemudian aku membuka mataku, kembali dalam keadaanku sebelumnya.
Aku merasakan deja vu seperti sesaat sebelum terbangun dari pingsanku sebelumnya di markas Clouds. Tapi aku hanya terheran bahwa yang melakukan ini adalah Anumerta yang seorang laki-laki.
"Kuharap, kau tidak membuat gerakan tiba-tiba yang mana bisa membuatmu mati. Kau harus menjawab semua pertanyaanku." Katanya dengan santai. "Pertanyaanku hanya butuh jawaban ya dan tidak. Jadi, jangan coba-coba menjawab selain yang kuinginkan."
Aku mengangguk sambil berhitung situasi. Posisiku yang tidak menguntungkan karena berada di titik buta kedua anggota timku yang ada di ujung kiri dan kananku, membuat kesempatanku untuk menyerang balik berkurang.
"Boleh aku menebak sesuatu tentangmu dan Sarah ?" Tanyaku padanya.
Ujung pistol yang ia todongkan mengendur dan agak menjauh beberapa senti dari kepalaku. Dengan cepat aku melompat ke depan, berpura-pura seakan hampir terjatuh karena di dorong. Kontan, beberapa orang melihat ke arahku, yang membuat Anumerta menyembunyikan pistolnya lagi. Aku segera bergerak ke arah pintu keluar sambil mengirim pesan ke anggota timku agar mengikuti pergerakanku. Baru saja aku membuka pintu, sesuatu yang keras menghantam kepalaku tanpa sempat mengelaknya sedikitpun. Lalu, tiba-tiba sebuah popor senjata menghantam dahiku sekali lagi dan semuanya menjadi benar-benar gelap.
OoOoOoO
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H