I. PendahuluanÂ
a. Latar Belakang
   Remaja adalah aset yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia, karena seiring berkembangnya teknologi yang semakin canggih tentunya peran remaja sangat penting untuk menunjukkan inovasi dan kecerdasaannya untuk dapat memajukan bangsa Indonesia, serta remaja adalah sumber daya manusia yang akan membawa dan menentukan kemajuan Indonesia di masa depan, karena remaja lah yang nantinya akan menggantikan kursi-kursi kepemimpinan yang ada pada bangsa Indonesia dan akan melakukan perubahan terhadap Indonesia ke arah yang lebih baik tentunya. Kita seharusnya tahu seberapa pentingnya untuk mencegah kenakalan remaja supaya tidak mengakibatkan berbagai dampak yang tentunya sangat buruk bagi bangsa Indonesia, serta agar dapat mewujudkan tujuan tersebut.
   Kenakalan remaja juga menjadi permasalahan sosial yang kompleks dan sangat banyak terjadi serta menjadi perhatian dari berbagai pihak. Fenomena kenakalaan remaja ini tidak hanya merugikan individu yang melakukannya saja tetapi juga berdampak buruk terhadap sosial dan juga bangsa. Kenakalan remaja ini terjadi dari dua faktor yaitu faktor internal seperti faktor psikologis yang belum bisa mengontol emosi, mudah terpengaruh, kurangnya percaya diri dan juga yang lainnya, dan juga faktor eksternal seperti peran dari keluarga yang kurang, lingkungan sosial yang mempengaruhi untuk berbuat hal yang negative hingga karena media dan teknologi  yang memberi paparan konten negatif, serta masih banyak yang lainnya.
   Kita tidak bisa membiarkan kenakalan remaja terus-terusan terjadi, pemerintah juga sudah sangat berusaha agar dapat mencegah kenakalan remaja berbagai program sudah diberikan, contohnya ada program duta genre di kabupaten saya, yaitu kabupaten Wonogiri yang tentunya dapat menjadi inspirasi bagi remaja agar tidak melakukan kenakalan remaja. Akan tetapi, kesadaran dari remaja tersebut juga sangat penting karena tanpa adanya kesadaran mereka akan sulit untuk berubah ke arah yang lebih baik, di daerah saya masih banyak terjadi kenakalan remaja akan tetapi ada juga yang berubah karena adanya kesadaran tersebut. Peran lingkungan juga sangat penting di sini, karena lingkungan yang baik akan memberikan dampak positif bagi para remaja, sehingga peran masyarakat sangat diperlukan.
   Artikel ini disusun agar dapat membahas lebih lanjut terkait kenakalan remaja, serta cara untuk mengatasi atau mengurangi terjadinya kenakalan remaja yang saat ini banyak terjadi.
b. Rumusan masalah
   Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, terdapat beberapa pertanyaan yang tentunya perlu dijawab untuk memahami kenakalaan remaja, yaitu:
1. Apa penjelasan dari kenakalan remaja (bullying, pergaulan bebas, penyalahgunaan napza) ?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja tersebut?
3. Apa saja dampak yang terjadi disebabkan kenakalan remaja ini?
4. Bagaimana cara memberikan kesadaran akan bahayanya kenakalan remaja terhadap para remaja?
5. Bagaimana peran lingkungan agar dapat mencegah atau mengurangi kenakalan remaja?
   Rumusan masalah ini akan menjadi fokus pembahasan dalam artikel untuk menggali lebih dalam mengenai kenakalan remaja yang saat ini masih banyak terjadi dan tentunya sangat membahayakan bagi semuanya termasuk bangsa dan negara.
c. Tujuan
   Artikel ini bertujuan untuk mengupas terkait kenakalan remaja, termasuk faktor penyebabnya, dampak yang ditimbulkan hingga solusi untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja ini. Melalui pembahasan ini harapannya dapat memberikan pemahaman terkait kenakalan remaja, dan juga pentingnya untuk ikut serta dalam mencegah kenakalan remaja agar tidak mengakibatkan dampak negatif yang tentunya sangat merugikan bagi siapapun termasuk bangsa dan negara. Selain itu, artikel ini juga menyoroti terkati peran dari berbagai pihak untuk dapat mengurangi dan mencegah terjadinya kenakalan remaja. Artikel ini juga berisi tentang solusi untuk mengatasi terjadinya kenakalan remaja.
II. Pembahasan
   Kenakalan remaja tibak bisa kita sepelekan, bahkan sekarang banyak sekali kasus tentang kenakalan remaja dan terus berkembang yang dulunya membolos di sekolah, sekarang berkembang menjadi pergaulan bebas, bullying, penyalahgunaan NAPZA dan juga masih banyak yang lainnya. Kita mulai pembahasan dari beberapa jenis kenakalan remaja yang saat ini marak terjadi, yaitu :
A. Bullying atau perundungan.
   Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau lebih yang memiliki tujuan untuk menyakiti orang lain baik fisik, psikologis atau sosial dan dilakukan secara terus menerus. Bullying atau perundungan masih banyak terjadi di daerah saya terutama di lingkungan sekolah bahkan ke lingkungan di luar sekolah seperti masyarakat.
   Pada tahun 2023 ini kasus bullying di kabupaten Wonogiri masih banyak terjadi, terbukti terdapat 44 anak yang terbully dan bahkan tidak sampai ke jalur hukum, hal ini terjadi karena perspektif ilmu ekonomi yaitu anak yang mengalami bullying berada dalam kelas menengah kebawah yang mengakibatkan orang tua enggan untuk melaporkan ke polisi dan bahkan saat akan dilaporkan polisi keluarga korban justru memilih untuk menyelesaikan secara kekeluargaan saja. Kita tidak bisa terus-terusan membiarkan kasus seperti ini terus-terusan terjadi. Oleh karena itu kita akan membahas lebih lanjut terkait bullying.
   Bullying memiliki berbagai bentuk, di mulai dadi bullying fisik seperti memukul, merusak barang milik orang yang dibully bahkan tindak kekerasan secara langsung yang tentunya membahayakan korban bully. Kemudian ada bullying verbal seperti mengejek, mengancam dan menghina serta mempermalukan orang yang dibully, hal ini mungkin pernah dilakukan secara tidak sadar oleh pelaku bully akan tetapi korban merasa terbully hal ini juga cukup banyak terjadi, akan tetapi juga banyak yang dilakukan secara sengaja yang tujuannya untuk membully korban.
   Selanjutnya ada bullying psikologis seperti pengucilan terhadap korban, hal ini cukup banyak terjadi juga di daerah saya ada remaja yang tidak ditemani karena hal tertentu ataupun memang secara sengaja ingin mengucilkan korban. Kemudian bentuk bullying yang terakhir adalah cyberbullying, dari namanya saja kita sudah mengetahui ini adalah bullying modern yang dilakukan lewat media sosial ataupun digital yang tentunya kasusnya juga banyak terjadi dan sangat berbahaya juga.
   Ada berbagai macam bentuk bullying yang tentunya sangat membahayakan korban dan tentunya hal ini terjadi karena berbagai faktor, contohnya yaitu :
- Faktor internal pelaku membully
   Pelaku membully tentunya ada penyebabnya atau faktornya, faktor internal dari pelaku membully contohnya adalah pelaku memiliki rasa empati yang rendah, karena tidak memiliki empati ataupun rasa kasihan terhadap orang lain mengakibatkan pelaku membully korban, pelaku yang mudah emosi atau memiliki kontrol emosi yang rendah juga mengakibatkan pelaku membully, hal ini terjadi karena pelaku mudah emosi sehingga pelaku mudah untuk berbuat kasar atu membully orang lain. Kemudian gangguan psikologis juga menyebabkan pelaku membully korban. Rasa ingin mendominasi juga menjadi faktor internal, di mana pelaku memiliki rasa untuk mendominasi sehingga dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan itu termasuk menyederai orang yang di bawahnya sehingga dia mendapat pengakuan dan dapat mendominasi.
- Faktor eksternal pelaku membully.
   Pelaku membully juga tidak lepas dari faktor eksternal, contohnya yaitu pola asuh dari keluarga yang salah, hal ini banyak terjadi dan bahkan saya juga pernah melihatnya secara langsung kesalahan dalam mengasuh ini mengakibatkan pelaku menjadi agresif dan membully orang lain. Kemudian adanya lingkungan masyarakat yang terlalu banyak terjadi kekerasan, hal ini juga menjadi faktor penyebab pelaku terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Kemudian minimnya Pendidikan karakter juga menjadi salah satu faktor pelaku membully korban.
- Faktor internal korban dibully.
   Ada beberapa faktor yang mengakibatkan korban dibully contohnya adalah karakter korban yang memiliki rasa percaya diri yang rendah dan bahkan memiliki rasa rendah diri, hal ini memicu pelaku membully korban. Selanjutnya ada kepribadian yang pendiam, introvert dan sulit berkomunikasi atau bersosialisasi dengan orang lain, hal ini juga memicu korban terbully. Kemudian kondisi mental seperti gangguqan kecemasan juga menjadi sebab korban dibully.
- Faktor eksternal korban dibully.
  Kembali lagi peran keluarga juga menjadi faktor eksternal korban dibully, hal ini bisa terjadi karena pola asuh yang overprotektif, komunikasi keluarga yang sangat lemah dan orangtua yang kurang responsif. Kemudian lingkungan juga menjadi faktor eksternal bagi korban bully yaitu lingkungan pergaulan yang tidak mendukung dan tekanan dalam pergaulan. Kondisi fisik juga menjadi faktor terbully, contohnya adalah kondisi cacat pada korban, etnis minoritas, perbedaan fisik dan juga yang lainnya.Â
  Â
   Kemudian kita akan membahas terkait penyebab terjadinya bullying berdasarkan beberapa disiplin ilmu sosial, yang pertama adalah berdasarkan perspektif psikologi, hal ini sudah banyak saya sebutkan dalam faktor di atas dan contoh dari perspektif psikologi terdapat dalam faktor internal. Kemudian menurut perspektif ilmu sosiologi, dalam sosiologi bullying terjadi karena adanya konflik kepentingan antar kelompok atau individu, kemudian struktur sosial yang timpang. Menurut perspektif antropologi terjadi karena adanya kekerasan yang banyak terjadi di masyarakat dan mengakibatkan budaya kekerasan. Menurut perspektif ilmu komunikasi bullying terjadi karena pola komunikasi yang destruktif, menggunakan bahasa kekerasan, dan kesalahpahaman dalam berinteraksi antar kelompok. Selanjutnya ada menurut perspektif ekonomi, bullying ini bisa terjadi karena ketimpangan ekonomi yang cukup jauh serta frustasi karena kemiskinan.
   Berikut adalah penjelasan dari penyebab atau faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pembullyan, yang tentunya berdampak negatif bagi korban di antaranya yaitu mengakibatkan korban menjadi mudah depresi, mengalami gangguan kecemasan, gangguan kepercayaan diri bahkan yang paling parah adalah korban melakukan bunuh diri ini masuk ke dalam di siplin ilmu psikologi. Selain itu korban juga akan mengalami dampak dari persepektif ilmu komunikasi seperti kesulitan berinteraksi dengan orang lain, serta berdampak juga terhadap prestasinya yang semakin menurun, korban juga akan mengalami dampak kesehatan seperti sakit pada bagian tangan, kaki ataupun kepala karena dipukul, korban juga akan mengalami penurunan imunitasnya.
  Dari dampak tersebut tentunya kita sudah mengetahui betapa bahayanya bullying, Fenomena ini menjadi tantangan sosial yang tentunya harus diperhatikan karena sangat membahayakan sehingga perlu dilakukan pencegahan agar dapat paling tidak mengurangi terjadinya bullying yang saat ini sangat merajalela dan sangat banyak terjadi. Pada tahun 2024 ini polres kabupaten Wonogiri banyak melakukan sosialisasi terkait bullying ke sekolah-sekolah melihat kasus-kasus ini masih banyak terjadi. Hal ini juga mempunyai tujuan yang sangat baik agar dapat mencegah terjadinya bullying sejak usia masih kecil.
   Contoh-contoh pencegahan atau solusi yang bisa diterapkan selanjutnya berdasarkan perspektif sosiologi, geografi, antropologi dan psikologi sosial adalah dengan menciptakan lingkungan keluarga yang baik, seperti dengan menjalin komunikasi yang terbuka, menguatkan kasih sayang antara anggota keluarga dan memberikan pengajaran yang positif dan perilaku yang baik sejak kecil, tidak hanya lingkungan keluarga saja, tetapi lingkungan masyarakat juga harus mengambil peran agar dapat mencegah terjadinya bullying. Kemudian lingkungan sekolah, contohnya seperti dengan memberikan mata pelajaran Pendidikan karakter pada peserta didik, serta konseling yang aktif dan baik juga sangat diperlukan karena banyak juga terjadi kasus pembullyan di sekolah. Selanjutnya berdasarkan perspektif ilmu hukum adalah kebijakan sosial yang tegas juga penting agar memberikan efek jera bagi pelaku pembullyan.
B. Pergaulan bebas
   Pergaulan bebas adalah pola interaksi sosial yang melampaui batas-batas norma sosial, agama, dan etika yang berlaku. Hal ini mencakup perilaku-perilaku menyimpang seperti hubungan seksual di luar nikah, konsumsi minuman keras dan pergaulan tanpa batasan moral yang jelas.
   Kasus-kasus kenakalan remaja di kabupaten Wonogiri masih banyak terjadi dan bahkan akhir-akhir ini sangat marak terjadi, banyak beredar video yang tidak senonoh yang bahkan pelakunya masih kebanyakan remaja smp dan sma. Kemudian ada kasus lainnya seperti kasus pergaulan bebas yang terjadi di kecamatan Jatiroto, kabupaten Wonogiri, di desa sekitar saya juga banyak terjadi pergaulan bebas contohnya adalah meminum minuman keras hal ini banyak terjadi di sekitar saya apalagi pada saat ada hajatan. Hal ini tidak bisa dibiarkan terus-terusan terjadi karena bisa berdampak negatif terhadap siapapun bahkan terhadap bangsa dan negara.
   Pergaulan bebas bisa terjadi karena banyak penyebab atau faktor diantaranya adalah kurangnya pengawasan dari orang tua, hal ini banyak terjadi di sekitar saya yang dampaknya anak bebas melakukan apa saja termasuk pergaulan bebas, lingkungan sosial juga menjadi faktor seseorang melakukan pergaulan bebas tentunya karena lingkungan yang tidak mendukung seperti lingkungan masyarakat yang banyak mengonsumsi minuman keras ataupun yang lainnya, kemudian berdasarkan perspektif ilmu komunikasi karena berkembangnya teknologi yang semakin pesat, akses internet dan dan media sosial membuka peluang bagi remaja untuk terpapar konten-konten yang tidak sesuai dengan norma sosial.
   Kemudian berdasarkan perspektif ilmu psikologi dan sosiologi remaja juga dianggap fase untuk mencari jati diri, ketidakstabilan emosional mendorong remaja untuk melakukan hal-hal baru yang bahkan di luar batas kewajaran, contohnya di sekitar saya dan saya juga pernah mengetahui ada orang yang mengonsumsi minuman keras dan rokok, bahkan saat hajatan sudah seperti menjadi budaya, karena keingintahuan yang tinggi dan rasa ingin mencoba hal baru yang tinggi mengakibatkan anak itu ikut-ikutan merokok dan minum minuman keras tersebut sampai akhirnya menjadi kecanduan, budaya orang yang mengonsumsi minuman keras tersebut juga termasuk ke dalam perspektif ilmu antropologi. Itu adalah contoh-contoh faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pergaulan bebas.
   Pergaulan bebas tidak bisa dianggap remeh ataupun disepelekan, karena dapat berdampak sangat buruk seperti, orang yang melakukan pergaulan bebas banyak yang terkena penyakit menular seksual dan tentunya ini sangat berbahaya, kemudian orang yang melakukan pergaulan bebas bisa saja mengalami stress dan tekanan mental bahkan sampai depresi dan bunuh diri, selain itu banyak yang putus sekolah karena hal ini.
   Pernikahan dini juga meningkat karena hal ini, banyak yang hamil di luar nikah dan ini berbahaya karena perempuan yang belum sesuai umurnya memiliki resiko meninggal yang besar saat melahirkan, di kabupaten wonogiri enam bulan terakhir mencapai 67 dispensasi nikah dan tentunya ini sangat berdampak buruk terhadap masa depan bahkan terhadap bangsa dan negara apalagi jika terus-terusan terjadi.
   Oleh karena itu diperlukan pencegahan terjadinya pergaulan bebas ini, beberapa pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya adalah yang pertama yaitu berdasarkan dengan perspektif ilmu sosiologi dengan memberikan sosialisasi terkait pergaulan bebas terhadap masyarakat dan remaja yang tujuannya agar mereka paham terkait bahayanya pergaulan bebas, yang kedua menurut perspektif ilmu komunikasi dengan menjalin komunikasi yang efektif di antara keluarga, teman-teman dan guru tanpa sikap menghakimi. Selanjutnya perspektif psikologi sosial dengan memberikan wadah kreativitas pada para remaja, contohnya dengan mengadakan lomba bakat tertentu yang dapat mengembangkan dan meningkatkan bakat serta potensi yang mereka miliki dan hal ini bisa dikombinasikan dengan perspektif ilmu antropologi yaitu dengan bakat para generasi muda terkait dengan budaya. Kemudian berdasarkan perpektif geografi di sekolah juga perlu ada Pendidikan karakter yang dapat memberikan pemahaman terkait hal ini kepada peserta didik. Itu adalah contoh dari pencegahan terjadinya pergaulan bebas yang tentunya dapat diterapkan dan tujuannya dapat mengurangi atau mencegah pergaulan bebas yang saat ini sangat marak terjadi.
   Pergaulan bebas bukanlah sekadar masalah individual, melainkan tantangan kolektif yang membutuhkan kesadaran dan komitmen bersama. Peraan sosial seperti orangtua, pendidik, dan masyarakat memiliki peran strategis dalam membimbing generasi muda atau remaja menuju kehidupan yang bermartabat dan bermakna. Diperlukan pendekatan holistik yang tidak sekadar melarang, tetapi mendidik, membimbing, dan membuka ruang dialog konstruktif dengan remaja.
C. Penyalahgunaan NAPZA
   NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
   Pada bulan November terjadi penangkapan oleh polres wonogiri terhadap orang yang menggunakan narkoba, Petugas menemukan barang bukti berupa satu plastik klip berisi sabu seberat 0,65 gram, dua plastik klip sisa pemakaian, dan satu alat hisap sabu (bong). Dan di antara Januari-Juli 2024 ini penggunaan narkoba yang berhasil terungkap semakin meningkat daripada tahun sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
   Tentunya hal ini terjadi karena beberapa penyebab atau faktor di antaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal.
- Faktor internal.
   Kurangnya kontol diri menjadi faktor seseorang mengonsumsi napza, kemudian rasa ingin tahu yang tinggi terutama pada remaja, karena remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan bahkan dalam berita tersebut orang-orang yang diincar oleh pengedar narkoba terutama adalah generasi muda atau remaja. Kemudian ada faktor internal yang lainnya seperti krisis identitas, masalah psikologis dan juga rendah diri yang mengakibatkan seseorang mengonsumsi narkoba. Faktor internal ini menurut perspektif ilmu psikologi sosial.
- Faktor eksternal.
   Lingkungan yang tidak mendukung termasuk sosial lagi-lagi menjadi faktor yang sangat berpengaruh di sini, banyak yang terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif karena lingkungan yang tidak baik dan tidak mendukung. Kemudian tekanan sosial yang tinggi juga menjadi faktor yang berpengaruh hal ini terjadi karena banyak orang yang stress dan akhirnya mengonsumsi narkoba, selanjutnya karena broken home yang kemudian juga stress banyak yang mengonsumsi narkoba.
   Itu adalah contoh-contoh faktor yang mengakibatkan seseorang mengonsumsi narkoba, yang bahkan pelaku sudah mengetahui dampaknya bagaimana akan tetapi karena tekanan sosial, stress dan juga faktor lainnya mengakibatkan dia terjerumus untuk mengonsumsi narkoba tersebut.
  Â
   Selanjutnya dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi napza ini juga sangat berbahaya, di antaranya adalah gangguan kesehatan kronik, risiko overdosis, mempercepat penuaan dan kerusakan organ tubuh, serta dampak psikologis seperti depresi, gangguan jiwa bahkan hilangnya motivasi hidup yang mengakibatkan kasus lainnya seperti bunuh diri.
   Hal ini terjadi juga karena efek ketergantungan diakibatkan oleh mengonsumsi napza ini dan berdasarkan informasi yang saya peroleh ada 5 tahapan dalam mengonsumsi napza yaitu Tahap Coba-coba Awal, penggunaan karena rasa ingin tahu atau pengaruh lingkungan, Tahap Rekreasional, penggunaan tidak teratur namun mulai menikmati efek zat, Tahap Kebiasaan, mulai menggunakan secara berkala dan terencana, Tahap Ketergantungan, tidak dapat menghindari penggunaan zat dan Tahap Kronis, ketergantungan total dan sulit disembuhkan.
   Tentunya kita tidak ingin hal ini terus-terusan terjadi, jadi perlu ada pencegahan, salah satu pencegahan yang telah dilakukan oleh polres wonogiri adalah dengan menyosialisasikan terkait NAPZA ini kepada sekolah-sekolah, karena seperti yang saya jelaskan tadi yang menjadi target utama adalah generasi muda yang baru lulus sekolah dan yang masih sekolah, sehingga sangat penting untuk memberikan sosialisasi terhadap peserta didik terkait napza ini, yang tujuannya agar dapat mengurangi dan mencegah penyalahgunaan napza terutama di kabupaten Wonogiri. Hal yang dilakukan oleh polres Wonogiri ini menggunakan perspektif ilmu sosial sosiologi, antropologi, komunikasi bahkan psikologi sosial. Menurut saya hal ini dapat dicontoh oleh guru dan juga orang tua agar dapat memberikan pengetahuan kepada anak atau peserta didik terkait bahayanya penggunaan napza. Selanjutnya peran sosial dari masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan di sini yang tujuannya dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan napza dengan melakukan sosialisasi seperti itu, membuat regulasi yang tegas dan memberantas peredaran gelap. Yang harapannya kasus-kasus penyalahgunaan napza dapat teratasi dan perlu diingat setiap individu memiliki peran strategis dalam memutus penyalahgunaan NAPZA, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan sosial. Pencegahan, edukasi, dan pendekatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan atau mengurangi kasus ini.
   Kesadaran akan bahayanya kenakalan remaja terhadap para remaja sangat penting, karena tanpa kesadaran ini remaja akan sangat susah untuk dapat berubah atau berada di jalan yang benar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Wonogiri yaitu dengan adanya program duta genre (generasi berencana) Kabupaten Wonogiri yang menyosialisasikan terkait permasalahan remaja terhadap remaja di Wonogiri yang banyak dilakukan di sekolahan, di lingkungan masyarakat dan juga tempat lainnya. Hal ini termasuk bentuk edukasi terkait remaja dan termasuk ke dalam perspektif ilmu sosiologi. Edukasi ini sangat penting terhadap remaja agar dapat memahami terkait bahayanya kenakalan remaja sampai ke cara pencegahannya. Selain itu dengan memberikan edukasi interaktif seperti workshop yang memotivasi generasi muda dan seminar yang inovatif sangat penting untuk dilakukan. Kemudian dengan seiring berkembangnya teknologi kita bisa memanfaatkan teknologi seperti dengan membuat video kreatif yang mengedukasi di media sosial yang  nantinya dapat memotivasi generasi muda terkait kenakalan remaja. Harapannya dengan beberapa cara ini generasi muda dapat termotivasi dan terpengaruh untuk menghindari dan mencegah kenakalan remaja.
   Peran lingkungan dalam mengurangi dan mencegah terjadinya kenakalan remaja, peran-peran dari lingkungan sangat penting karena saya sendiri banyak melihat banyak yang terjerumus ke dalam hal negatif seperti kenakalan remaja ini karena lingkungan yang tidak mendukung serta peran yang kurang dari lingkungan. Kita mulai dari peran keluarga terlebih dahulu, keluarga harus bisa untuk menjalin komunikasi yang terbuka, memberikan pengawasan yang sebaik-baiknya serta memberikan edukasi yang benar terhadap anak-anaknya sejak dini, karena kesalahan dalam memberikan edukasi atau mendidik dapat berakibat fatal juga terhadap anak. Kemudian lingkungan masyarakat harus memberikan control sosial yang sehat, serta hartus mampu memberikan dukungan sosial dengan memberikan wadah kreativitas bagi generasi muda atau remaja. Selanjutnya lingkungan sekolah juga harus mampu memberikan edukasi program Pendidikan karakter terhadap peserta didik dan juga bimbingan kopnseling harus aktif dan intensif terhadap peserta didik. Dengan adanya lingkungan yang baik para remaja akan menjadi remaja yang berkualitas dan berkarakter serta dapat memahami terkait kenakalan remaja sehingga semakin termotivasi untuk tidak melakukannya.
Â
III. PENUTUP
   Kenakalan remaja dari bullying, pergaulan bebas dan penyalahgunaan NAPZA masih sangat marak terjadi, dan kita tidak bisa menganggap sepele, karena ini merupakan cerminan kompleksitas persoalan generasi muda dalam menghadapi perubahan sosial yang begitu cepat dan dinamis. Dalam permasalahan ini kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja akan tetapi kita sangat membutuhkan seluruh komponen masyarakat, di mulai dari keluarga, masyarakat dan juga sekolah. Memberikan kesadaran akan bahayanya kenakalan remaja ini juga sangat penting agar remaja tidak menganggap remeh hal ini serta dapat memberikan edukasi terkait remaja. Remaja adalah aset yang sangat berharga dan jangan sampai aset itu sia-sia, kita harus menjaga dan menjadi bagian dari terwujudnya Indonesia emas 2045.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Marsudi (21 September 2024). Cegah bullying dan kekerasan pada anak, polres wonogiri rutin sosialisasi ke sekolah. Diakses pada 7Desember 2024.
Erlangga Bima Sakti (15 Juli 2024). Alasan puluhan anak di wonogiri ajukan dispensasi nikah :hamil duluan hingga untuk tinggalkan zina. Diakses pada 7 Desember 2024.
Alasan Puluhan Anak di Wonogiri Ajukan Dispensasi Nikah: Hamil Duluan hingga untuk Hindari Zina - Tribunsolo.com
Sigit (28 September 2024). Pengungkapan kasus penyalahgunaan narkoba di Wonogiri. Diakses 7 Desember 2024.
https://indonesianpolicenews.id/2024/09/28/pengungkapan-kasus-penyalahgunaan-narkoba-di-wonogiri/
Nino Citra Anugrahanto (9 Juni 2023). Kisah pilu perundungan yang membongkar pencabulan belasan anak di wonogiri. Diakses 7 Desember 2024
Damianus Bram (15 Februari ). Kasus pergaulan bebas di jatiroto bakal dibawa ke ranah hukum. Diakses 7 Desember 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI