Â
   Selanjutnya dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi napza ini juga sangat berbahaya, di antaranya adalah gangguan kesehatan kronik, risiko overdosis, mempercepat penuaan dan kerusakan organ tubuh, serta dampak psikologis seperti depresi, gangguan jiwa bahkan hilangnya motivasi hidup yang mengakibatkan kasus lainnya seperti bunuh diri.
   Hal ini terjadi juga karena efek ketergantungan diakibatkan oleh mengonsumsi napza ini dan berdasarkan informasi yang saya peroleh ada 5 tahapan dalam mengonsumsi napza yaitu Tahap Coba-coba Awal, penggunaan karena rasa ingin tahu atau pengaruh lingkungan, Tahap Rekreasional, penggunaan tidak teratur namun mulai menikmati efek zat, Tahap Kebiasaan, mulai menggunakan secara berkala dan terencana, Tahap Ketergantungan, tidak dapat menghindari penggunaan zat dan Tahap Kronis, ketergantungan total dan sulit disembuhkan.
   Tentunya kita tidak ingin hal ini terus-terusan terjadi, jadi perlu ada pencegahan, salah satu pencegahan yang telah dilakukan oleh polres wonogiri adalah dengan menyosialisasikan terkait NAPZA ini kepada sekolah-sekolah, karena seperti yang saya jelaskan tadi yang menjadi target utama adalah generasi muda yang baru lulus sekolah dan yang masih sekolah, sehingga sangat penting untuk memberikan sosialisasi terhadap peserta didik terkait napza ini, yang tujuannya agar dapat mengurangi dan mencegah penyalahgunaan napza terutama di kabupaten Wonogiri. Hal yang dilakukan oleh polres Wonogiri ini menggunakan perspektif ilmu sosial sosiologi, antropologi, komunikasi bahkan psikologi sosial. Menurut saya hal ini dapat dicontoh oleh guru dan juga orang tua agar dapat memberikan pengetahuan kepada anak atau peserta didik terkait bahayanya penggunaan napza. Selanjutnya peran sosial dari masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan di sini yang tujuannya dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan napza dengan melakukan sosialisasi seperti itu, membuat regulasi yang tegas dan memberantas peredaran gelap. Yang harapannya kasus-kasus penyalahgunaan napza dapat teratasi dan perlu diingat setiap individu memiliki peran strategis dalam memutus penyalahgunaan NAPZA, mulai dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan sosial. Pencegahan, edukasi, dan pendekatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan atau mengurangi kasus ini.
   Kesadaran akan bahayanya kenakalan remaja terhadap para remaja sangat penting, karena tanpa kesadaran ini remaja akan sangat susah untuk dapat berubah atau berada di jalan yang benar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Wonogiri yaitu dengan adanya program duta genre (generasi berencana) Kabupaten Wonogiri yang menyosialisasikan terkait permasalahan remaja terhadap remaja di Wonogiri yang banyak dilakukan di sekolahan, di lingkungan masyarakat dan juga tempat lainnya. Hal ini termasuk bentuk edukasi terkait remaja dan termasuk ke dalam perspektif ilmu sosiologi. Edukasi ini sangat penting terhadap remaja agar dapat memahami terkait bahayanya kenakalan remaja sampai ke cara pencegahannya. Selain itu dengan memberikan edukasi interaktif seperti workshop yang memotivasi generasi muda dan seminar yang inovatif sangat penting untuk dilakukan. Kemudian dengan seiring berkembangnya teknologi kita bisa memanfaatkan teknologi seperti dengan membuat video kreatif yang mengedukasi di media sosial yang  nantinya dapat memotivasi generasi muda terkait kenakalan remaja. Harapannya dengan beberapa cara ini generasi muda dapat termotivasi dan terpengaruh untuk menghindari dan mencegah kenakalan remaja.
   Peran lingkungan dalam mengurangi dan mencegah terjadinya kenakalan remaja, peran-peran dari lingkungan sangat penting karena saya sendiri banyak melihat banyak yang terjerumus ke dalam hal negatif seperti kenakalan remaja ini karena lingkungan yang tidak mendukung serta peran yang kurang dari lingkungan. Kita mulai dari peran keluarga terlebih dahulu, keluarga harus bisa untuk menjalin komunikasi yang terbuka, memberikan pengawasan yang sebaik-baiknya serta memberikan edukasi yang benar terhadap anak-anaknya sejak dini, karena kesalahan dalam memberikan edukasi atau mendidik dapat berakibat fatal juga terhadap anak. Kemudian lingkungan masyarakat harus memberikan control sosial yang sehat, serta hartus mampu memberikan dukungan sosial dengan memberikan wadah kreativitas bagi generasi muda atau remaja. Selanjutnya lingkungan sekolah juga harus mampu memberikan edukasi program Pendidikan karakter terhadap peserta didik dan juga bimbingan kopnseling harus aktif dan intensif terhadap peserta didik. Dengan adanya lingkungan yang baik para remaja akan menjadi remaja yang berkualitas dan berkarakter serta dapat memahami terkait kenakalan remaja sehingga semakin termotivasi untuk tidak melakukannya.
Â
III. PENUTUP
   Kenakalan remaja dari bullying, pergaulan bebas dan penyalahgunaan NAPZA masih sangat marak terjadi, dan kita tidak bisa menganggap sepele, karena ini merupakan cerminan kompleksitas persoalan generasi muda dalam menghadapi perubahan sosial yang begitu cepat dan dinamis. Dalam permasalahan ini kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja akan tetapi kita sangat membutuhkan seluruh komponen masyarakat, di mulai dari keluarga, masyarakat dan juga sekolah. Memberikan kesadaran akan bahayanya kenakalan remaja ini juga sangat penting agar remaja tidak menganggap remeh hal ini serta dapat memberikan edukasi terkait remaja. Remaja adalah aset yang sangat berharga dan jangan sampai aset itu sia-sia, kita harus menjaga dan menjadi bagian dari terwujudnya Indonesia emas 2045.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Marsudi (21 September 2024). Cegah bullying dan kekerasan pada anak, polres wonogiri rutin sosialisasi ke sekolah. Diakses pada 7Desember 2024.