Mohon tunggu...
Alfian fajarlukmansyah
Alfian fajarlukmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

maba'21

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku: Ketika Sejarah Berseragam

16 November 2022   22:37 Diperbarui: 16 November 2022   22:59 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Terbelahnya didalam tubuh militer membuat semakin tajam dengan adanya keterlibatan dengan upaya kudeta atau gerakan 30 september 1965.

 Anggota militer yang secara terang terangan mendukung gerakan 30 september antara lain, Angkatan Darat khususnya Divisi Diponegoro Jawa tengah, kemudian Angkatan Udara termasuk juga panglima angkatan udara Oemar Dhani yang secara terbuka mendukung gerakan tersebut dan kemudian disingkirkan dari militer beserta orang yang mendukungnya.

Bab V, membahas tentang Mempromosikan Militer dan Dwifungsi Kepada Masyarakat Sipil. Bagi rezim orde baru, buku teks sejarah merupakan salah satu alat yang digunakan untuk melegitimasikan ideologi negara dan sejarah tentang pemberontakan 30 september 1965 serta menjelaskan tentang mekanisme otoritarian. 

Bagi orde baru yang merupakan rezim dimiliterisasi, buku teks sejarah merupakan alat yang bagus dan baik untuk mempromosikan pentingnya peran politik militer kepada masyarakat sipil. 

Dalam seminar angkatan darat 1972, memberikan instruksi kepada militer untuk membuat dan mengedarkan versi mereka sendiri terhadap masyarakat sipil dengan melalui film, memoar, museum, monumen, dan buku pelajaran sejarah. Sasaran dari proyek itu adalah generasi muda agar menghargai tentang perjuangan generasi 1945 yang mendominasi posisi posisi pemimpin senior dalam rezim.

 Dalam proyek ini, militer fokus pada generasi 1945 sebagai pahlawan dan pemimpin perjuangan pada perang revolusi 1945-1949 dan mempromosikan nilai -- nilai militeristik, salah satu proyek tersebut yang disusun adalah  adalah Sejarah Nasional Indonesia, tidak hanya bertujuan untuk membuat baik orang -- orang militer seperti Jendral Soedirman dan Presiden Soeharto, tetapi juga berupaya menghapuskan dan mengurangi pengaruh -- pengaruh pemimpin nasionalis seperti Presiden Soekarno dalam masyarakat sipil.

Lalu di bab VI, membahas tentang Menetapkan Tradisi Kemiliteran dan Musuh -- Musuh Negara. Pembahasan bab VI membahas tentang kaum militer yang berpolitik yang berusaha mencari sumber sejarah dari masa lalu sehingga memudahkan kaum militer untuk melegitimasi versi mereka. 

Seorang politikus militer juga mampu menggeser fokus perhatiannya dari satu generasi pemimpim militer ke generasi pemimpin lainnya. Kaum militer yang berpolitik juga mamu membuktikan adanya kebutuhan dan keberlanjutan peran militer di masa yang akan datang dengan mengingatkan publik dengan bahaya ancaman yang akan dihadapi negara dengan memberikan bukti dari masa lalu dan diperingatkan dari sekarang akan bahaya tersebut.

Buku ini begitu bagus untuk dipelajari  mengenai peran militer dalam sejarah di masa orde baru. Sehingga kita bisa melihat dan merasakan situasi, kondisi, dan tindakan yang dilakukan militer di rezim tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun