Buku karya Katherin E. McGregor ini merupakan salah satu buku yang baik bagi yang ingin mempelajari sejarah indonesia terutama pada masa orde baru yang menempatkan dan memposisikan militer dalam sejarah indonesia pasca peristiwa gerakan 30 september 1965. Buku ini terdiri dari enam bab, dimana bab I membahas tentang "sejarah dalam pengabdian kepada rezim yang otoriter".
Bab II membahas "nugroho notosusanto dan awal mula pusat sejarah angkatan bersenjata". di bab ini membahas mengenai nugroho notosusanto yang merupakan propagandis rezim orde baru sekaligus menjadi kepala pusat sejarah ABRI (1965-1985) sekaligus menjadi mentri pendidikan. Kemudian bab ini juga membahas dan memusatkan pada pengalaman hidup nugroho sampai pada demokrasi terpimpin.
Bab III, membahas tentang sejarah untuk membela rezim orde baru, hal ini membahas tentang pemberontakan/kudeta tahun 1965 dan dibab ini banyak teori atau dugaan tentang sejauh mana keterlibatan militer dalam peristiwa tersebut, karna setelah peristiwa tersebut pihak militer langsung membuat narasi pengumuman yang memberitahukan peristiwa tersebut pada masyarakat hingga lapisan bawah masyarakat.
Dibab ini juga masih belum diketahui tentang bagaimana peristiwa tersebut terjadi dalam artian ada beberapa teori atau tafsiran mengenai faktor apa yang memicunya, entah dari faktor internal militer yang melibatkan sejumlah pimpinan komunis, kedua kemungkinan terjadi keretakan dalam Partai Komunis Indonesia antara Aidit dengan Njoto sebagai wakil ketua komite sentral PKI.Â
Adapun teori lain juga menyebutkan bahwa dugaan Presiden Soekarno atau Mayjen Soeharto lah dalang utama dibalik peristiwa tersebut.Â
Yang terpenting adalah setelah peristiwa gerakan 30 september, TNI AD langsung mengumumkan bahwa gerakan tersebut merupakan upaya atau usaha kudeta oleh Partai Komunis Indoneisa dan segera menguasai cerita versi mereka hingga sampai ke masyarakat. Publikasi pengumuman dari pihak komunis atau orang -- orang kiri dengan cepat langsung dibungkam sehingga muncullah surat kabar yang pro terhadap angkatan darat.
Tujuan dari propaganda dan pembungkaman terhadap kaum kiri adalah untuk menggiring opini masyarakat sehingga banyak yang pro terhadap AD dan sehingga Presiden Soekarno tidak lagi memiliki sekutu utamanya.Â
Akibat dari propaganda ini, muncul ketegangan yang dimunculkan oleh AD dan membuat Presiden Soekarno terkejut dengan tindakan tersebut dengan menyebarkan cerita tentang penyiksaan terhadap perwira yang dibunuh dengan cerita bahwa terjadi penyiksaan terlebih dahulu sebelum dibunuh, pers merupakan salah satu tempat yang digunakan militer untuk melakukan percobaan menguasai, mereplika, dan membuat pembelaan versi mereka sendiri.
Bab IV, membahas tentang Mengkonsolidasi Kesatuan Militer, dibab ini membahas tentang perpecahan di tubuh internal militer pada awal mula orde baru yang sudah terjadi beberapa kali semenjak pasca perang revolusi.Â
Penyebab utama dari perpecahan pasca revolusi adalah konflik antara generasi KNIL dengan generasi PETA, dimana kenaikan pangkat lebih condong ke generasI tua atau perwira yang dilatih oleh belanda sehingga membuat memanaskan hubungan dengan generasi muda yang dilatih oleh jepang. Konflik ini memicu perselisihan pendapat ditubuh militer dan antara militer dengan parlemen sehingga konflik memuncak pada tanggal 17 oktober 1952.Â
Hal ini membuat melemahnya kekuatan militer pada saat -- saat menjelang berakhirnya demokrasi terpimpin faksionalisme ini. Didalam tubuh militer sendiri terjadi perpecahan dengan didirakannya museum dan pusat sejarahnya sendiri sehingga membuat makin lemahnya militer dan masing masing angkatan berupaya untuk saling menunjukan kesetiannya terhadap pemerintahan.Â