Mohon tunggu...
Alfian Edward Watunwotuk
Alfian Edward Watunwotuk Mohon Tunggu... Lainnya - Traveller

Orang yang suka mendokumentasikan semua hal dalam bentuk tulisan dan gambar

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dari Puncak Pangrango ke Seven Summits Sentul

19 September 2024   14:45 Diperbarui: 7 Oktober 2024   19:59 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah gagal melakukan pendakian ke puncak Gunung Pangrango dikarenakan terjebak macet panjang di jalan raya puncak Bogor pada minggu malam 15 September 2024,.

Saya dan teman-teman akhirnya mengganti haluan ke puncak gunung Sentul hihihi, ya di Sentul terdapat banyak 'gunung' yang mudah untuk didaki kisaran ketinggiannya pun relatif diangkah 900 MDPL.

Senin pagi pukul 07.45 saya pun terbangun dari tidur yang lelap akibat pada malam hari sebelumnya saya dan rekan-rekan mencoba seberapa parah kemacetan yang terjadi di jalan raya puncak Bogor ketika long weekend yang selama ini hanya kami lihat dari berita-berita saja, dan ya kami pun tau serta sadar tidak akan mengulanginya lagi hihihi

Setelah terbangun saya pun melakukan ritual mengumpulkan nyawa sembari bermain HP dan ternyata ada 2 panggilan yang tak terjawab, panggilan dari Nadya dan Vionica yang rupanya mereka sudah dalam perjalanan menuju Curug Cibuluh yang merupakan lokasi basecamp untuk pendakian ke Seven Summits Sentul. 

Saya pun bergegas mandi dan mempersiapkan peralatan tracking saya yang sudah dari kemarin tersusun rapi dalam tas saya. Segera tancap gas ke lokasi basecamp curug Cibuluh tanpa sarapan huuf, sesampainya disana ternyata Nadya, Jhere, Stefanus, Jerry dan Dorothy sudah sampai lebih dahulu.

Doc Pribadi
Doc Pribadi

Sesampainya di basecamp saya pun langsung memesan sarapan di warung lokal, sebagai amunisi buat pendakian nanti, yang menariknya Jhere dan Stefanus membawa bekal nasi semalam. 

Ya bekal nasi untuk pendakian gunung Pangrango hihihi, menurut Jhere dan Stefanus biarpun puncak Pangrango tidak digapai, yang penting sensasi bekal pangrangonya tetap dimakan hihihi.

Selang 10 menit kami menunggu di basecamp Cibuluh,  rombongan yang menggunakan mobil pun tiba, Andersen, Vionica, Chika, Christian dan Raven (yang baru ikut). 

Setelah berdiskusi dan menentukan puncak mana saja yang akan kami singgahi, putusan pun jatuh pada puncak Daolong, Batu, Geugeur, Geugeur Luhur, dan Ciung, sebenarnya opsinya adalah kami hanya mengikuti track pendakiannya saja dan sekiranya melewati puncak, itulah bonus bagi kami.

Pendakian pun kami mulai pada pukul 09.45 dengan formasi Christian sebagai navigator, Jerry sebagai dokumentasi dan saya sebagai sweeper. Perlu 

digaris bawahi selama pendakian apabila kami salah jalur dalam pendakian yang patut disalahkan adalah Christian sebagai navigator ulung kami hihihi. 

Track awal kami disambut dengan sungai kecil yang berada tepat di bawah lokasi basecamp. Setelah melewati sungai kami langsung disambut dengan track menanjak yang cukup panjang, kurang lebih 15 menit melalui track menanjak tiba-tiba terdengar suara merdu melengking (read:suara 3 sopran) dari Chika menggema di penjuru lembah dan bukit, itu adalah kode untuk kami beristirahat, terimakasih Chika, suara anda sangat membantu hihihi.

Doc Pribadi
Doc Pribadi

Setelah merasa cukup kami pun melanjutkan pendakian menuju puncak bukit Daolong di ketinggian 800 MDPL, sampailah kami di persimpangan jalan yang membuat kami bingung untuk memilih jalan.

Saya pun berinisiatif menggunakan tongkat 'musa' untuk menentukan jalan selanjutnya, akhirnya jalur kiri menanjak menjadi pilihan kami dan benar saja, jalur kiri merupakan jalur menuju puncak Daolong.

Hampir 40 menit dari basecamp kami melakukan pendakian dan sampailah di puncak daolong 800 MDPL, puncak pertama kami. Setelah kurang lebih 10 menit kami berfoto layaknya model, kami pun melanjutkan perjalanan ke puncak Geugeur. \

Dari puncak Daolong kami belok kanan melewati belakang warung Puncak Geugeur track yang terlihat cukup panjang dan menanjak serta kurangnya vegetasi pepohonan sehingga terik panas langsung tembus masuk kedalam jiwa raga kami hihihi. 

Doc Pribadi. Puncak Daolong
Doc Pribadi. Puncak Daolong

Dalam perjalanan menuju puncak Geugeur sesekali kami berhenti untuk mengambil beberapa dokumentasi, ya karena memang vegetasi yang kurang memungkinkan kami untuk melihat luas kedepan menuju Kota Bogor dan Sentul.

Tak jarang juga kami mendengar suara merdu melengking dari teman kami yang tidak asing lagi, menandakan kami harus beristirahat dan menikmati suasana alam sekitar, sungguh sangat membantu. 

Kurang lebih 30 menit perjalanan dari puncak Daolong kami pun sampai di puncak Geugeur 890 MDPL tidak lama kami disana hanya sekedar berfoto dan memesan minum di warung puncak kami pun melanjutkan perjalanan.

Doc Pribadi. Puncak Geugeur
Doc Pribadi. Puncak Geugeur

Setelah bertanya kepada pemilik warung, kami diarahkan melewati jalur kanan warung guna menuju puncak Geugeur Luhur. Setelah berpanas-panas dari jalur Daolong ke Geugeur.

Kami masuk dalam vegetasi lebat di jalur Geugeur luhur, bak ditegah hutan lebat sejauh mata memandang kami hanya melihat pepohonan dan memang kami seperti berada di tengah-tengah hutan yang bukan berada di dekat Kota. 

Jalur menuju Geugeur Luhur cukup bervariasi dari tanjakan sampai turunan terjal, tak jarang pun kami melewati tepi jurang dan tentunya kode untuk beristirahat masih kami dengar dengan merdunya. 

940 MDPL pun kami tapaki, berbeda dengan puncak Daolong dan Geugeur yang posisi plang/tugu berada di lokasi tertinggi dan memiliki spot foto dengan view yang luas, puncak Geugeur Luhur yang benar-benar di tengah hutan dan tidak memiliki pemandangan di sekeliling puncaknya,  yang ada hanya pohon dan plang puncak yang ditancapkan di sebuah pohon. 

Tidak lama kami berada disana karena tujuan kami selanjutnya ingin ke Puncak Paniisan, namun ternyata kami telah salah jalan, harusnya setelah dari Daolong kami belok kiri setelah warung, bukan ke kanan huff. Kesalahan ini murni salah Christian sang navigator ulung kami hihihi.

Doc Pribadi. Puncak Geugeur Luhur
Doc Pribadi. Puncak Geugeur Luhur

Kami pun melanjutkan perjalanan ke puncak Ciung yang ternyata memiliki dua puncak, dalam perjalanan kali ini kami tidak lagi mendengar suara merdu dari teman kami yang tandanya ada sesuatu yang mengganjal, kami pun memutuskan untuk beristirahat yang cukup lama ditengah perjalanan menuju puncak Ciung tanpa menunggu kode suara merdu itu lagi. 

Ada quotes dari seorang pendaki "jikalau ingin melihat seberapa kuat si pendaki itu, suruhlah dia solo hiking, jikalau ingin melihat seberapa baik manajerial diri si pendaki itu, suruhlah dia tektok solo hiking, namun jikalau ingin melihat seberapa tinggi ego pendaki itu, suruhlah dia mendaki secara berkelompok'. 

Dari quotes itu kami belajar pentingnya mengutamakan kepentingan bersama dan menyampingkan kepentingan pribadi, bukan masalah seberapa banyak puncak yang bisa kami capai, namun kebersamaan dan keselamatan bersama yang utama.

Setelah beristirahat yang cukup lama dan memulihkan tenaga, kami pun melanjutkan menuju puncak Ciung yang kurang lebih 30 menit dari puncak Geugeur Luhur.

Doc Pribadi. Puncak Ciung
Doc Pribadi. Puncak Ciung

Doc Pribadi. Puncak Ciung 2
Doc Pribadi. Puncak Ciung 2

950 MDPL puncak Ciung pun sukses kami tapaki, walaupun saat sesi foto ada beberapa teman kami yang masih canggung dalam menentukan pose foto ytta hihihi. 

Setelah puas kami pun melanjutkan ke puncak Ciung yang ke 2, dan terjadi kembali kami pun salah jalan menuju puncak Ciung 2, harusnya arah menuju Mushola dan warung gunung, malah kami memasuki track lain. 

Kembali lagi kesalahan pada navigator ulung kami hihihi. Setelah kembali ke jalan yang benar, kami pun sampai di puncak Ciung 2 di ketinggian 720 MDPL yang terdapat warung dan tempat beristirahat yang cukup memadai sehingga kami memutuskan untuk beristirahat sembari makan siang.

Kurang lebih 1 jam kami beristirahat kami pun melanjutkan perjalanan ke Curug Ciung yang jaraknya kurang lebih 20 menit dari puncak Ciung 2. 

Puas bermain air di curug Ciung kami pun memutuskan untuk kembali ke basecamp Cibuluh dan lagi-lagi kami salah jalaaaan, naik dari basecamp Cibuluh turun dari basecamp Ciung hihihi, tau kan salah siapa hihihi. Kami pun sampai di basecamp Cibuluh kurang lebih jam 16.10 dengan sukacita dan canda tawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun