Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Tradisi Sinoman yang Sudah Mulai Pudar Seiring Zaman

4 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 6 Maret 2021   03:50 14819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi sinoman yang terus dijaga oleh warga Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo.|TRIBUNJOGJA.COM/Singgih wahyu

Menjadi petugas sinoman juga mengajarkan kebesaran hati. Pasalnya biasanya para petugas sinoman menikmati sajian pada saat akhir ketika acara sudah selesai. Mereka pun masih harus membereskan piring dan gelas yang kotor untuk dibawa ke tempat pencucian. 

Namun kini tradisi sinoman sudah mulai luntur seiring dengan waktu. Saya menduga ada beberapa faktor penyebab. 

Pertama, saat ini sudah banyak acara hajatan yang menggunakan jasa sewa gedung. Kalau sudah sewa gedung akan diikuti katering. Nah petugas yang menyajikan adalah petugas katering tersebut. 

Memang tradisi sinoman itu hanya pada saat hajatan digelar di rumah, bukan di gedung. Pun bila hidangannya disajikan secara "piring terbang", bukan prasmanan.

Kedua, banyak pemuda yang merantau. Akibatnya pemuda yang tersisa di kampung tinggal sedikit. Sudah pasti akan kerepotan. Akhirnya tuan rumah menggunakan jasa katering.

Ketiga, semangat gotong royong pemuda sekarang cenderung menurun. Untuk poin ini saya tidak bisa menggeneralisir. Tak semuanya begitu. Perbedaan generasi menyebabkan perbedaan peradaban serta pergaulan. 

Analisis saya demikian. Benar atau tidaknya saya takbisa memastikan. Namun yang pasti nilai-nilai itu sudah mulai luntur. Apakah karena sudah terbiasa dimanjakan dengan teknologi?

Sinoman merupakan kearifan lokal yang menjadi bagian dari budaya masyarakat. Kearifan ini sungguh mengajarkan nilai-nilai penting, yakni gotong royong dan kerelaan hati. Tulus ikhlas kepada sesama. 

Sinoman secara tidak langsung juga menjaga kerukunan dalam bertetangga. Karenanya, tradisi ini sudah sepantasnya dijaga dan dilestarikan sebagai nilai luhur bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun