Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Seni Memimpin Tim dalam Sebuah Organisasi Perusahaan

26 Oktober 2020   08:02 Diperbarui: 26 Oktober 2020   21:14 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi pemimpin yang berada di depan | Gambar oleh InspiredImages dari Pixabay

Memimpin adalah seni. Mengapa demikian? Karena memimpin orang lain itu bukan hal yang sepele. Sebuah mesin akan tunduk pada apapun yang kita perintahkan. 

Lain halnya dengan manusia. Mereka memiliki akal budi. Itulah mengapa terkadang muncul perbedaan pendapat. Bahkan tidak jarang sampai timbul konflik antara atasan dan bawahan.

Definisi pemimpin
Berikut pengertian pemimpin menurut para ahli:

John Gage Alle, Pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan.

Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994: 33). Pemimpin dalam pengertian ialah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi.

Kartini Kartono (1994 : 33). Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.

Bila dirangkum dalam frasa sederhana, pemimpin adalah seorang dirigen. Anda tentu paham bahwa dirigen adalah seorang pemandu orkestra. Dengan kepiawaiannya, ia memimpin grup orkestra musik untuk menghasilkan suatu pertunjukan yang menawan. 

Berhasil dan tidaknya sebuah pertunjukan musik sangat bergantung pada dirigen. Begitu pula dalam sebuah tim. Baik tim yang sederhana yang hanya terdiri dari dua orang maupun tim besar yang terdiri dari banyak orang.

Mengapa penting memahami bahwa memimpin adalah seni?
Ketika anda ditunjuk untuk menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi perusahaan, anda akan menghadapi orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Bisa jadi latar belakang pengalaman, agama, pendidikan, dan pergaulan. Malahan sekarang masih hits yakni perbedaan fatsun politik. 

Faktanya itu sungguh menghadirkan potensi perpecahan lho dalam tim. Walaupun pilpres sudah berlalu, tetap saja ada istilah cebong kadrun. Percaya atau tidak, dalam organisasi perusahaan itu masih terbawa. 

Contoh kecil terkait undang-undang omnibus law. Terpecah antara yang pro dan kontra. Yang pro dibilang cebong. Yang kontra dibilang kadrun. Parahnya, sampai memilih orang yang menduduki jabatan strategis saja dengan melihat fatsun politik.

Bagaimana memaknai pemimpin adalah seni?
Sebagai pemimpin tim, sekali lagi anda adalah dirigennya. Anda yang mengarahkan tujuan yang hendak dicapai. Perusahaan telah menetapkan visi dan target bagi tim yang anda pimpin. Andalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap pencapaiannya. 

Berhasil atau gagal itu tergantung pada anda. Maka mainkan suatu strategi yang tepat supaya anda bisa membawa tim anda meraih keberhasilan. Mari lihat cara-cara berikut:

1. Tegas namun humanis
Ketika anggota tim melakukan kesalahan, sebagai pemimpin anda berhak memberi sangsi. Jika memang pelanggarannya berat, takperlu ragu untuk mengeluarkan surat peringatan (SP). Namun tak melulu tegas, tunjukkan juga sisi humanis dalam diri anda karena manusia harus dimanusiakan. 

Tunjukkan kepedulian terhadap anggota tim. Dalam praktik sederhana misalnya dengan bertanya kabar keluarga, mengadakan acara makan tim diluar, atau mengulurkan bantuan bagi yang terkena musibah. Bukan bos yang ditakuti yang akan membuat tim bergairah mencapai keberhasilan, melainkan bos yang disegani.

2. Menunjukkan keteladanan dan integritas
Seorang pemimpin harus bisa jadi teladan bagi timnya. Bicara itu mudah. Melakoninya yang sulit. Jika anda mengatakan A, anda harus melakukan A juga. Misalnya anda melarang anggota tim untuk memegang handphone saat jam kerja, tapi anda sendiri main handphone. 

Anda bukan bos yang layak diteladani. Dan penting juga untuk menjadi seorang profesional yang berintegritas. Kalau anda berkomitmen untuk tidak melakukan praktik KKN, jangan terima hadiah apapun yang terkait dengan kewenangan anda sebagai pemimpin.

3. Ambil tanggung jawab, jangan menimpakan kesalahan bawahan di depan bos
Kadangkala ada tipe pemimpin yang hanya mau terima beres. Menerima laporan dari anak buah, hanya tanda tangan lalu diserahkan pada bos. Ketika ada kesalahan ia mengatakan bahwa itu akibat kesalahan anak buahnya. Anak buah yang mengetahui hal ini tidak akan bisa begitu saja menerima disalahkan. 

Menjadi pemimpin berarti berani menerima resiko pekerjaan anak buah. Dulu ada seorang atasan yang pernah mengatakan pada saya,"Kesalahan anak buahmu adalah kesalahanmu. Kesalahanmu adalah kesalahan saya". Dengan demikian saya justru terpacu untuk bekerja dengan lebih giat.

4. Seimbang antara reward dan punishment
Jangan hanya cepat memberikan sangsi, tapi lupa ketika anak buah berhasil. Reward bertujuan untuk memacu semangat kerja. Pernah saya bekerja disebuah perusahaan. 

Bagi setiap karyawan yang bisa menemukan produk yang cacat berhak mendapatkan kupon yang bisa ditukar dengan sebotol teh kemasan. Harganya memang tidak seberapa. Namun terbukti memacu kinerja karyawan. Itu contoh yang paling sederhana. Silakan kembangkan sendiri.

5. Lakukan controlling secara berkala
Tidak bagus bila sebuah tim berjalan secara autopilot. Masalahnya kadang ada pemimpin rasanya seperti tidak ada pemimpin karena pemimpinnya terkesan takmau tahu. Ketika anggota dalam kesulitan pun seolah sendirian, tidak ada yang pasang badan. 

Maka sebagai pemimpin perlu secara berkala (random) melakukan controlling terhadap kerja bawahan. Istilah populernya blusukan. Jangan hanya dibelakang meja menerima laporan tanpa melakukan pengecekan. Sehingga apabila ada masalah bisa cepat tertangani. Lakukan pembinaan kepada anak buah bila diperlukan.

Wasana Kata
Menjadi pemimpin adalah sebuah kepercayaan yang harus dijawab dengan penuh tanggung jawab. Tidak ada yang menginginkan gagal. Semua pemimpin pasti ingin berhasil. Mari menjadi pemimpin yang 'nyeni' (istilah Jawa yang berarti memiliki unsur seni).

Semoga bermanfaat.
Salam.

Referensi:
satu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun