Bagaimana memaknai pemimpin adalah seni?
Sebagai pemimpin tim, sekali lagi anda adalah dirigennya. Anda yang mengarahkan tujuan yang hendak dicapai. Perusahaan telah menetapkan visi dan target bagi tim yang anda pimpin. Andalah orang yang bertanggung jawab penuh terhadap pencapaiannya.Â
Berhasil atau gagal itu tergantung pada anda. Maka mainkan suatu strategi yang tepat supaya anda bisa membawa tim anda meraih keberhasilan. Mari lihat cara-cara berikut:
1. Tegas namun humanis
Ketika anggota tim melakukan kesalahan, sebagai pemimpin anda berhak memberi sangsi. Jika memang pelanggarannya berat, takperlu ragu untuk mengeluarkan surat peringatan (SP). Namun tak melulu tegas, tunjukkan juga sisi humanis dalam diri anda karena manusia harus dimanusiakan.Â
Tunjukkan kepedulian terhadap anggota tim. Dalam praktik sederhana misalnya dengan bertanya kabar keluarga, mengadakan acara makan tim diluar, atau mengulurkan bantuan bagi yang terkena musibah. Bukan bos yang ditakuti yang akan membuat tim bergairah mencapai keberhasilan, melainkan bos yang disegani.
2. Menunjukkan keteladanan dan integritas
Seorang pemimpin harus bisa jadi teladan bagi timnya. Bicara itu mudah. Melakoninya yang sulit. Jika anda mengatakan A, anda harus melakukan A juga. Misalnya anda melarang anggota tim untuk memegang handphone saat jam kerja, tapi anda sendiri main handphone.Â
Anda bukan bos yang layak diteladani. Dan penting juga untuk menjadi seorang profesional yang berintegritas. Kalau anda berkomitmen untuk tidak melakukan praktik KKN, jangan terima hadiah apapun yang terkait dengan kewenangan anda sebagai pemimpin.
3. Ambil tanggung jawab, jangan menimpakan kesalahan bawahan di depan bos
Kadangkala ada tipe pemimpin yang hanya mau terima beres. Menerima laporan dari anak buah, hanya tanda tangan lalu diserahkan pada bos. Ketika ada kesalahan ia mengatakan bahwa itu akibat kesalahan anak buahnya. Anak buah yang mengetahui hal ini tidak akan bisa begitu saja menerima disalahkan.Â
Menjadi pemimpin berarti berani menerima resiko pekerjaan anak buah. Dulu ada seorang atasan yang pernah mengatakan pada saya,"Kesalahan anak buahmu adalah kesalahanmu. Kesalahanmu adalah kesalahan saya". Dengan demikian saya justru terpacu untuk bekerja dengan lebih giat.
4. Seimbang antara reward dan punishment
Jangan hanya cepat memberikan sangsi, tapi lupa ketika anak buah berhasil. Reward bertujuan untuk memacu semangat kerja. Pernah saya bekerja disebuah perusahaan.Â
Bagi setiap karyawan yang bisa menemukan produk yang cacat berhak mendapatkan kupon yang bisa ditukar dengan sebotol teh kemasan. Harganya memang tidak seberapa. Namun terbukti memacu kinerja karyawan. Itu contoh yang paling sederhana. Silakan kembangkan sendiri.
5. Lakukan controlling secara berkala
Tidak bagus bila sebuah tim berjalan secara autopilot. Masalahnya kadang ada pemimpin rasanya seperti tidak ada pemimpin karena pemimpinnya terkesan takmau tahu. Ketika anggota dalam kesulitan pun seolah sendirian, tidak ada yang pasang badan.Â