Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya untuk Tidak Berkerumun Sekalipun Hanya dengan Tetangga Terdekat

30 September 2020   06:01 Diperbarui: 30 September 2020   06:30 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
himbauan dilarang berkumpul. Gambar : infopublik.id

Kesimpulan

Semua aktifitas manusia mengandung resiko. Kita semua punya resiko tertular ketika bekerja, ketika dalam perjalanan dengan menggunakan transportasi umum, ketika ke pasar, dan dalam banyak aktifitas lainnya. Kalau sudah tertular, kita berpotensi untuk menularkannya kepada orang lain. Maka, mohon dengan sangat untuk disadari. Apabila kita adalah orang yang memiliki resiko, sadarilah untuk mengurangi aktifitas berkumpul untuk sementara waktu hingga situasi pandemi dinyatakan aman. 

Sekalipun mungkin anda adalah ibu rumah tangga yang minim beraktifitas keluar, anda tetap berisiko tertular dari suami atau anggota keluarga yang bekerja. Dengan demikian perlu disadari juga bahwa anda pun berpotensi bisa menjadi pembawa virus. Sekalipun itu hanya dilingkungan tetangga. 

Tahanlah hasrat untuk berkumpul. Mungkin tidak nyaman. Tetapi kita semua memang merasakan kesulitan dimasa pandemi ini. Apa daya, virus corona memang jahat. Lebih jahat dari mandor romusha. Makhluk kecil tak kasat mata itu telah membunuh lebih dari 10.000 orang di Indonesia. Kalau tetap berkerumun, asumsi saya berarti orang memang tidak aware dengan situasi pandemi. Apalagi kemudian menilai orang yang tidak mau keluar rumah sebagai orang yang sombong.

Mari lebih peduli, stop berkerumun. Ayo dukung usaha pemerintah untuk mengendalikan penyebaran covid-19!

Salam.

Referensi:

kompas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun