Mohon tunggu...
Alfi Basiroh
Alfi Basiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Orang sukses ga santai.Orang santai ga sukses.... Mahasiswi S1 Reguler - Dosen Prof.Dr.Apollo M.Si.Ak - Alfi Basiroh - NIM 43220010121 - Universitas Mercu Buana

Nama : Alfi Basiroh - NIM : 43220010121 - Mata Kuliah : Teori Akuntansi - Dosen Pembimbing : Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak - UNIVERSITAS MERCU BUANA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 13_Kuliah 13_Penelitian Akuntansi sebagai Seni (Hermeneutika, Semiotika)

6 Juni 2022   19:19 Diperbarui: 6 Juni 2022   19:24 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

I. Akuntansi Sebagai Seni

Seni adalah keterampilan yang membutuhkan emosi, intuisi, pengalaman, bakat, dan refleksi yang membentuk kebijaksanaan secara keseluruhan. Akuntansi sebagai seni adalah seni mencatat transaksi keuangan. Artinya, dalam akuntansi, seni ini dapat eksis dalam bentuk keahlian dan pengalaman (di tingkat perusahaan atau negara) dalam memilih perlakuan atau kebijakan terbaik untuk mencapai tujuan akuntansi) Faktor Nilai ( Mempertimbangkan moral, ekonomi, sosial).

Akuntansi itu merupakan seni pada bidang pengetahuan, keterampilan, keahlian dan kerajinan yang mengandalkan penguasaan pengetahuan dan praktik. Akuntansi juga merupakan teknik untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dan menafsirkan hasilnya dengan cara tertentu, dalam hal unit mata uang.

Seni transaksi keuangan dapat diartikan sebagai siklus akuntansi keuangan, tetapi mengapa ditafsirkan sebagai seni mencatat transaksi keuangan? Karena siklus akuntansi dapat diartikan sebagai bagian dari metode perakitan dan pencatatan setiap transaksi keuangan yang terdapat dalam pembukuan. Ini karena siklus akuntansi memiliki fase untuk mencatat transaksi dalam jurnal, dan siklus akuntansi berisi lebih banyak fase.

II. Hermeneutik

Kata "hermeneutika" berasal dari hermeneutika Yunani dan berarti "menafsirkan". Kata benda hermeneia berarti "interpretasi" dan kata hermeneutes berarti penafsir. Kata Yunani yang terkait dengan kata "hermenetika" dikaitkan dengan nama dewa Hennes. Dengan kata lain, itu adalah utusan yang ditugaskan untuk mengirim pesan Jupiter kepada umat manusia. Tugas Hennes adalah menerjemahkan pesan-pesan ini dari dewa gunung Olympus ke dalam bahasa yang bisa dipahami orang.

Berawal dari mitologi Yunani, kata "hermeneutika" diartikan sebagai "proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi pemahaman." Secara khusus, bahasa adalah perantara yang sempurna dalam proses ini, sehingga proses ini mencakup bahasa (Palmer, 2003: 15). Menurut Palmer (2003: 15-36), mediasi dan proses mengkomunikasikan pesan "yang harus dipahami" yang terkait dengan Tuhan Hennes terkandung dalam tiga makna dasar Hermene Wayne dan Hermenia. Ketiga bentuk tersebut menggunakan kata kerja hermeneuin sebagai berikut:

1. Hermeneuein sebagai "mengekspresikan", "menegaskan", atau "mengatakan". Ini terkait dengan fitur "Notifikasi" Hennes.

2. Ermene Wayne sebagai "menjelaskan", interpretasi sebagai penjelasan menekankan aspek pemahaman wacana. Interpretasi berfokus pada penjelasan daripada dimensi interpretasi ekspresif. Hal terpenting dalam kata-kata adalah tidak mengatakan sesuatu, menjelaskan sesuatu, merasionalisasinya, atau mengklarifikasinya. Anda dapat mengungkapkan situasinya tanpa penjelasan. Ekspresi adalah interpretasi, dan penjelasan juga merupakan bentuk interpretasi.

3. Herme-neuein sebagai "menerjemahkan". Dalam dimensi ini "menafsirkan" berarti "menerjemahkan" yang merupakan bentuk khusus dari proses interpretatif dasar "membawa sesuatu untuk dipahami". Dalam konteks ini, seseorang membawa apa yang asing, jauh, dan tidak dapat dipahami ke dalam mediasi bahasanya sendiri, seperti Dewa Hennes, penerjemah menjadi media antara satu dunia dan dunia lain. "Terjemahan" membuat kita sadar akan cara kata-kata itu benar-benar membentuk pandangan dunia, bahkan persepsi kita; bahwa bahasa adalah perbendaharaan nyata dari pengalaman budaya, kita ada di dalam dan melalui media ini, kita dapat melihat melalui visinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun