Mohon tunggu...
Alfi Basiroh
Alfi Basiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Orang sukses ga santai.Orang santai ga sukses.... Mahasiswi S1 Reguler - Dosen Prof.Dr.Apollo M.Si.Ak - Alfi Basiroh - NIM 43220010121 - Universitas Mercu Buana

Nama : Alfi Basiroh - NIM : 43220010121 - Mata Kuliah : Teori Akuntansi - Dosen Pembimbing : Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak - UNIVERSITAS MERCU BUANA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tema 1: Conceptual Framework (TB 1 Teori Akuntansi)

3 April 2022   20:14 Diperbarui: 3 April 2022   20:20 2452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TUGAS BESAR 1

TEORI AKUNTANSI

Nama : Alfi Basiroh

NIM : 43220010121

Dosen Pengampu :  Apollo, Prof, Dr, M.Si, Ak

-UNIVERSITAS MERCU BUANA-

"CONCEPTUAL FRAMEWORK -- KERANGKA KERJA KONSEPTUAL"

Prinsip dan teknik akuntansi telah dikembangkan untuk menciptakan informasi akuntansi yang relevan, akurat, dan mudah dipahami untuk membantu untuk membuat keputusan yang tepat. Prinsip akuntansi cukup kuat sebagai dasar untuk pembentukan prinsip dan teknik akuntansi, karena dibangun di atas teori akuntansi yang ada dan berhubungan dengan kerangka konsep yang terdefinisi dengan baik.

Ketika mengembangkan teori akuntansi, harus ada tujuan dan alasan yang kuat dan diterima secara umum untuk  mendasari keputusan kerangka konseptual yang menjadi dasar teori tersebut. Kerangka konseptual menetapkan tujuan pelaporan keuangan dan karakteristik informasi akuntansi yang baik, secara akurat mendefinisikan istilah yang umum digunakan seperti kekayaan dan pendapatan, dan memberikan panduan tentang pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat.

"Pengertian Conceptual Framework"

Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :

"a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting"

Definisi tersebut menyatakan bahwa kerangka konseptual akuntansi adalah sistem yang konsisten. Subsistem adalah konsep dan tujuan dasar yang saling terkait yang membentuk dasar untuk menetapkan standar yang konsisten dan mendefinisikan sifat, fungsi, dan batas-batas akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan.

Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.

"Tujuan Conceptual Framework"

Tujuan dari Kerangka Konseptual adalah untuk memberikan panduan untuk persiapan dan penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan eksternal perlu memberi investor, calon investor, kreditor, dan pengguna lain informasi yang berguna untuk membuat keputusan yang masuk akal tentang investasi, pinjaman, dan keputusan serupa. IASB dan FASB percaya bahwa tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pengguna. Informasi dipilih karena kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang diperoleh dari pihak luar dalam laporan keuangan dapat berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi, menilai prospek arus kas termasuk informasi tentang sumber daya perusahaan, penagihan untuk sumber daya tersebut, dan perubahannya.

"Alasan Pentingnya Conceptual Framework"

Pertama, kerangka kerja yang baik dan konsisten memungkinkan FASB / IAPI untuk mempublikasikan standar yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan kerangka konseptual meningkatkan pemahaman dan kepercayaan pengguna dalam laporan keuangan dan pelaporan keuangan. Meningkatkan perbandingan antara laporan keuangan.

Kedua, akuntan yang berlatih dapat menggunakan penilaian yang baik dan kerangka konseptual yang diterima secara umum untuk dengan cepat mengecualikan alternatif tertentu dan fokus pada perlakuan rasional dan dapat diterima.

Ketiga, kerangka konsep akuntansi keuangan dapat membantu auditor bekerja untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Oleh karena itu, kerangka kerja ini merupakan pedoman, terutama untuk hal-hal yang tidak secara eksplisit dibahas dalam Standar Akuntansi.

"Perkembangan Conceptual Framework"

Dalam perkembangannya pada tahun 1976, FASB mengembangkan kerangka konseptual yang mendasari untuk menetapkan standar akuntansi dan menyelesaikan sengketa akuntansi. Sejak itu, FASB telah menerbitkan enam Financial Accounting Concepts (SFACs) terkait pelaporan keuangan perusahaan. Artinya,

  1. SFAC No. 1 "Objectives Of financial Reporting by Bussines Enterprises,"  yang menyediakan tujuan dan standar akuntansi.
  2. SFAC No. 2, "Qualitative Characteristic of Accounting Information." menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi ini berguna.
  3. SFAC No. 3 "Element of Fnancial Statements of Business Enterprises." Ini memberikan definisi dan judul yang terkandung dalam laporan keuangan, seperti: Aset, kewajiban, pendapatan dan pengeluaran.
  4. SFAC No. 5, "Recognition and Measurement in financial statements of Business Enterprises," menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran dasar, serta panduan tentang informasi reguler.
  5. SFAC No.  6 "Element of Financial Statements." Perluas cakupan SFAC No 3 dengan memasukkan anggota nirlaba.  SFACs ini memiliki 10 jenis item laporan keuangan. Yaitu :
    • Aset (assets)
    • Utang (liabitilies)
    • Ekuitas/Hak sisa (Equity/Residual Interest)
    • Investasi pemilik (Investment by Owner)
    • Distribusi pada Pemilik (Distibution to owner)
    • Laba komperhensif ( comprehensive Income)
    • Pendapatan (Revenue)
    • Biaya (Expenses)
    • Keuntungan (Gains)
    • Kerugian (Losses)
  6. SFAC No. 7 "Penggunaan Informasi Arus Kas dan Nilai Lancar dalam Pengukuran Akuntansi". Ini menyediakan kerangka kerja yang menggunakan arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai metrik.

"Peran Conceptual Framework"

Peran kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan struktur teori akuntansi. Kondisi kerangka konseptual dapat dianggap sebagai teori keseimbangan terstruktur (Belkaoui, 1993). Berdasarkan struktur kerangka konseptual, struktur kerangka sama dengan struktur teori akuntansi. Keduanya didasarkan pada proses argumen logis yang dapat dijelaskan dalam bentuk hierarki dengan beberapa level, yaitu :

1. First Level = Basic Objectives

ldentifikasi tujuan (objectives) pelaksanaan financial accounting, yaitu harus menghasilkan  informasi yang berguna bagi para stakeholders untuk melihat, dari perspektif keuangan, kondisi saat ini maupun masa mendatang.

2. Second Level = Qualitative Characteristics and Basic Elements

Identifikasi elemen-elemen akuntansi (assets, liabilities, equity, dan lain-lain), serta  karakteristik kualitas informasi (relevance, reliability, comparability, consistency).

3. Third Level = Recognition and Measurement Concepts.

Identifikasi konsep-konsep pengakuan dan pengukuran (asumsi- asumsi, prinsip dasar, dan kendala-kendala).

"Kritik Terhadap Kerangka Konseptual"

Kerangka konseptual mendapat banyak kritikan karena banyak proyek yang gagal, meskipun tidak semua, tetapi sebagian dapat dikatakan berhasil dalam proyek kerangka konseptual ini, namun keberhasilan proyek kerangka konseptual tersebut berjalan agak lambat. Analisis terhadap kritik tersebut akan memungkinkan dalam membantu memahami alasan mengapa kerangka konseptual tersebut berkembang lambat. Hal tersebut hendaknya menjadi perhatian dan membantu pengembangannya di Indonesia atau memperbaiki bagian-bagian yang masih memiliki kelemahan tersebut secara terencana dan kontinyu.

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu :

  1. Pertama adalah dengan menganggap bahwa rerangka konseptual seharusnya merupakan Pendekatan "Ilmiah" (scientific), yang didasarkan pada metoda-metoda yang umumnya digunakan dalam penelitian ilmiah dan kedua Pendekatan Profesional (Godzali, 2001,147).
  2. Kerangka konseptual seharusnya merupakan pendekatan ilmiah yang mampu membenarkan observasi berdasarkan logika dan bukti empiris.

Pedekatan yang dipusatkan pada pemilihan tindakan yang dianggap paling baik berdasarkan nilai-nilai professional riset positif. Focus nilai professional dibagi 3 bagian yaitu:

  • Riset positif
  • Kerangka konseptual sebgai dokumen kebijakan
  • Self preservation

"Contoh Implementasi/Pengaplikasian Conceptual Framework Pada Suatu Kasus"

Misalnya, auditor diminta untuk mengaudit akun tahunan partai politik. Menurut Pasal 31 Tahun 2002 Undang-Undang tentang Partai Politik, partai politik wajib memiliki rekening, daftar donor dan jumlah sumbangan yang diterima. Neraca tahunan harus disiapkan setiap tahun dan akan dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam waktu 6 bulan sejak penutupan rekening setelah audit. Auditor yang menghadapi lowongan standar dan hambatan peraturan dapat mencari referensi dalam conceptual framework. Misalnya:

Pada level pertama, akuntan publik dapat menetapkan tujuan lap.keuangan partai politik. Tujuannya tergantung pada pengguna.  KPU membutuhkan lap.keuangan untuk mengevaluasi persetujuan partai politik peserta pemilu. Masyarakat menggunakan lap.keuangan untuk menentukan dukungan suara partai politik yang dapat memenuhi harapan mereka. Transaksi yang dipertimbangkan oleh lembaga publik umumnya berguna untuk mencapai tujuan ini. Jika akuntan mencurigai tujuan ini, pendapat yang masuk akal tidak dapat dikeluarkan tanpa kecuali.

Pada tingkat berikutnya, pemegang buku publik dapat mengetahui komponen apa yang harus ada dalam ringkasan fiskal partai politik. Semua komponen harus diperkenalkan secara total, akurat dan ditegakkan dengan bukti yang dapat dilihat. Demikian juga, saat ini tingkat, pemegang buku publik harus mendapatkan kepastian bahwa data yang terkandung dalam laporan fiskal partai politik telah memenuhi setiap merek dagang subjektif. Pertinence ada ketika data yang disampaikan dapat memberi energi pada penciptaan pilihan tertentu. Ketergantungan ada dengan asumsi data yang diperkenalkan dalam laporan fiskal dibebaskan dari kesalahan dan inkonsistensi. Konsistensi rekaman kadang-kadang harus diterapkan oleh partai politik untuk membuatnya lebih mudah bagi klien untuk melakukan pemeriksaan. Jika saat ini tingkat ada penyimpangan, pemegang buku publik harus menjernihkan penyimpangan untuk partai politik dan meminta agar partai politik  memperbaikinya terlebih dahulu.

Pada tingkat ketiga, pemegang buku publik seharusnya tidak mengamati bukti yang bertentangan dengan kecurigaan yang ada. Anggapan elemen keuangan harus ditetapkan pada kelompok ideologis. Partai politik tanpa henti yang membuat hadiah untuk kelompok ideologis adalah dua pertemuan terpisah untuk menyelesaikan catatan yang berbeda juga. Anggapan perkembangan bisnis harus diterima oleh pemegang buku terbuka, bahwa partai politik akan tetap dalam aktivitas (tidak akan ditinggalkan oleh sekutu-sekutunya) untuk periode yang tak ada habisnya di kemudian hari. Anggapan yang berbeda juga harus mendapatkan kepastian yang cukup.

Pada tingkat yang sama, penggunaan standar dalam pencatatan oleh partai politik harus diperiksa dari atas ke bawah. Apakah partai politik telah mencatat dengan menerapkan aturan pengeluaran yang dapat diverifikasi, membuat pengakuan pendapatan yang sesuai, melakukan aturan koordinasi, dan mengungkap data apa pun yang dipandang signifikan untuk pilihan klien.

Mengingat kasus yang dirujuk di atas, dapat dianggap bahwa sistem yang diterapkan (conceptual framework) dapat membantu akuntan publik dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, terutama dengan asumsi ada kerentanan tentang aturan pencatatan pembukuan.

Conceptual framework dapat menjadi arahan yang terstruktur bagaimana praktek akuntansi yang belum ada standarnya dilaksanakan oleh suatu entitas, sehingga sewaktu memberikan  opini dalam laporan audit, akuntan  publik  dapat  selalu  tetap  profesional  dalam  membuat pertimbangan, dengan mengacu kepada conceptual framework.

Referensi :

Michael dan Sylvia. (2021). Manfaat Kerangka Kerja Konseptual Akuntansi Keuangan Bagi Akuntan Publik Dalam Melaksanakan Pekerjaannya. Bina Ekonomi Majalah llmiah Fakultas Ekonomi Unpar

Siallagan, Hamongangan. (2020). Teori Akuntansi. Sumatra Utara : LPPM UHN Press

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun