Mohon tunggu...
Achmad faizal
Achmad faizal Mohon Tunggu... -

Sosiologi Universitas Hasanuddin. Dapat berkorespondensi melalui achmadfaizalxxx@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Farag Fouda dan Sejarah Islam Politik yang Kelam

16 Januari 2018   10:17 Diperbarui: 16 Januari 2018   11:15 3103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah skandal dan guncangan besar bagi Ali dan umat islam saat itu, sebab Ibnu Abbas yang dikenal asketis, ahli fikih dan tak diragukan keimanannya ternyata tercoreng dengan perbuatan tersebut.

4. Para Khalifah yang Durjana

Dalam buku ini, Farag Fouda mencoba membeberkan beberapa fakta historis terkait wajah kepemimpinan para khalifah yang dianggap telah keluar dari ajaran islam itu sendiri. Bentuk penyimpangannya cukup beragam mulai dari sikap tiran dari sang khalifah, penjagalan terhadap orang yang tidak sejalan dengan sang khalifah, kegemaran terhadap wanita penghibur, khamr (minuman memabukkan), hingga sang khalifah yang homoseksual. Beberapa nama khalifah tersebut seperti Abdul Malik bin Marwan, Yazid Bin Walid, al-Walid bin Yazid, al-Mutawakkil, Al - Saffah dan lain sebagainya. 

Mereka - mereka inilah yang menjadikan agama (islam) sebagai justifikasi kebenaran tindakan dan kekuasaanya sehingga nyaris tak ada satupun yang berani melakukan kritikan terhadap perbuatan sang khalifah.

Pertama, tindakan kritis terhadap sang Khalifah akan dicap sebagai sebuah pembangkangan terhadap ajaran agama dan tentunya kepada penguasa. Kedua, tindakan kritis pada akhirnya hanya bermuara kepada penjara atau pemenggalan kepala.

Sebuah Catatan kritis

Mungkin bagi anda yang telah membaca buku ini merasa cukup tersentak dengan kontennya sebab informasi sejarah islam yang selama ini kita peroleh hanyalah seputar kehebatan - kehebatan (keshalehan dan keilmuannya) para pendahulu kita. Nyaris tak pernah kita mendapati para penceramah menyinggung sisi kelam dari sejarah islam. Maka Farag Fouda hendak mengajak kita untuk juga mengambil pelajaran meskipun itu merupakan sisi buruknya.

Kemudian ada beberapa pertanyaan yang masih bergantung di kepala saya yakni terkait validitas sumber rujukan dan metodologi yang digunakan oleh Farag Fouda. Untuk sumber rujukan, beberapa pengamat masih meragukannya sebab Farag Fouda hanya menggunakan sedikit rujukan mayor seperti kitab - kitab dari Imam Ibnu Katsir, al-Suyuti dan Sayid Sabiq. Adapun selebihnya adalah kitab - kitab yang dianggap minor.

Tetapi terlepas dari itu, kita patut mengapresiasi usaha dan upaya kritis dari Farag Fouda karena telah menghadirkan satu angle dalam pembacaan kita terhadap sejarah islam. Hadirnya buku ini sebagai alternatif bacaan bahkan sebagai counter- information atas sebuah kelaziman fakta sejarah yang ada.

[1] Geneive Abdo, No God But God. Egypt and the Triumph of Islam.(New York : Oxford University Press,2000), hlm.68

[2] Ibid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun