Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Caraku Mencintaimu

13 Oktober 2022   11:16 Diperbarui: 13 Oktober 2022   11:20 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            “Apa tidak ada cara lain yang lebih baik? Menurutku, lebih baik kamu jujur dengan keadaanmu yang sebenarnya. Aku yakin, dengan dukungan dan doa istrimu kamu bisa semakin tabah dan kuat menghadapi semua ini. Dan aku yakin kamu dan istrimu bisa melewati keadaan ini dengan kebersamaan.”

              “Inilah cara terbaik, kebahagiaannya adalah segala-segalanya bagiku. Walaupun sebenarnya aku tak sanggup jika harus melepaskannya. Aku tidak ingin melihatnya bersedih dan menderita bersamaku. Aku tak bisa memberikan yang terbaik untuknya. Aku tak bisa jadi pelindungnya.”

            “Lalu apa rencanamu selanjutnya?” tanya Burhan menyelidik.

            “Aku akan terus menunjukkan bukti-bukti kepada Mila kalau aku selingkuh sampai akhirnya dia tidak tahan dan meminta cerai dariku.”

            “Apa kamu sudah gila, Ris?”

            “Ya, aku gila sejak aku tahu keadaanku yang sebenarnya. Sejak aku tahu kalau aku tidak akan bisa membahagiakan Mila, satu-satunya wanita yang mampu menyentuh hatiku.”

Hubungan Mila dan Aris semakin lama semakin dingin. Aris terus memanas-manasi Mila dengan sandiwara perselingkuhannya. Bukan hanya WA yang secara sengaja ia tunjukkan, tapi juga foto-foto mesra dengan Ana, wanita yang ia sewa sebagai teman selingkuh dalam skenario yang dibuatnya. Bahkan Aris juga pernah menjebak Mila supaya melihat perselingkuhan mereka dengan mata kepalanya sendiri. Tidak hanya itu, Aris pun semakin larut malam pulang ke rumah, bahkan kadang-kadang sampai tidak pulang.

            “Mas, kenapa kamu tega melakukan ini semua kepadaku. Apa kamu sudah tak cinta lagi kepadaku? Apa salahku kepadamu sampai kamu menyakitiku seperti ini? Katakan Mas, supaya aku bisa memperbaiki diri dan hubungan kita kembali harmonis seperti dulu. Aku capek Mas menghadapi sikapmu yang semakin lama semakin manjadi-jadi. Apa maumu sebenarnya?” Mila masih terus menangis. Sedangkan Aris hanya diam membisu, dia tidak sanggup melihat wanita yang sangat dicintainya menangis, tapi dia harus melakukannya walaupun harus menyakiti belahan jiwanya itu.

            “Kenapa diam saja, Mas? Jawab pertanyaanku. Aku harus bagaimana supaya kamu kembali seperti suamiku yang dulu, yang perhatian, sayang, dan punya banyak waktu untukku.” Air matanya pun terus menetes membasahi wajah manisnya. Dan Aris masih menunduk dan terdiam. Jangankan untuk berbicara, menatap wajah Mila yang sedang menangis pun ia tak sanggup.

            “Aku mohon, Mas, tinggalkan wanita itu dan akhiri hubungan kalian, demi rumah tangga kita, demi keluarga besar kita, demi kebaikan bersama.”

            “Aku tak bisa,” terpaksa Aris menjawab pertanyaan itu. “Ini langkah awal yang bagus agar Mila segera mengambil keputusan,” pikir Aris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun