Mohon tunggu...
Abdurrahman Al Farid
Abdurrahman Al Farid Mohon Tunggu... -

Study in Turkey, Pecinta Bulu Tangkis Indonesia, Photografer, Traveller, Penulis lepas. http://catatanalfarid.blogspot.com./

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Tegaklah dan Terus Berkata “Umurku Masih Ratusan Tahun Lagi”

27 Maret 2016   01:51 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:14 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entahlah, Aku lebih nyaman menggunakan bahasa jawa dengan hamid dibanding bahasa Indonesia. Hamid orang Demak, sedang aku aslinya semarang tapi SMA di Solo. Kami bertemu di Kedutaan Turki Jakarta ketika mau buat Visa. Waktu itu aku mengenal Hamid seorang yang pendiam. Tidak seperti aku yang sering ceplas ceplos. Namun itulah yang ternyata membuat kami begitu akrab. 

Dia yang pendiam justru membuat aku lebih nyaman. Orang yang cerewet ketika bertemu dengan orang pendiam biasanya menyatu. Tapi kalau ketemu sama cerewetnya malah jadi heri (heboh sendiri). “Aku jadinya nginep rumahmu tho mid?” Sahutku sekenanya menanyakan dimana aku akan tinggal. 

“Iya syid, ada 2 kamar kosong. Soalnya 2 temen Turki ku sudah pada pulang kampung”. Jawabnya dengan sorot mata meyakinkan. 

“Yuk kita segera ke Metro, diluar dingin sekali syid”. Aku mengiyakan dan membuntuti dia. Pasalnya walaupun aku sudah dua kali ke Ankara, namun tetap saja masih agak bingung soal transportasi disini. Walaupun Istanbul lebih membingungkan lagi daripada disini.

Hamid tinggal di rumah bersama kawan turki seperti aku. Rumahnya di daerah Tandogan. Karena kata dia kampusnya dekat dengan rumah. Makanya dia memilih daerah itu. Daerah Tandogan terdapat tempat paling banyak dikunjungin wisatawan. Apalagi kalau bukan Anitkabir, makam Pencetus sekuler Turki, Kemal Ataturk. Ketika dulu aku tanya sama dia kenapa milih tempat itu, alasannya tak pernah berubah, karena dekat dengan kampus katanya. Dulunya Hamid tinggal di Asrama pemerintah di daerah cebeci. Namun, karena bosan dan waktu itu diajak sama teman Turkinya, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari asrama dan memilih tinggal di rumah. Begitupun dengan aku, sekarang aku tinggal di rumah salah satu jemaat di Istanbul. Namun Hamid tinggal bersama kawan ilahiyatnya di rumah. Sekarang Hamid juga masih kelas 1 sama sepertiku. Karena setaun yang lalu ia juga terlewatkan ujian bahasa arab karena masih berada di Indonesia. Akhirnya setahun, ia juga harus mengikuti persiapan bahasa arab di kampus. Walaupun sebenarnya ia adalah seorang lulusan Pondok terkenal di demak, Pondok Al-Anwar yang dipimpin Kyai H. Abdul Bashir Hamzah. Dan Kyai tersebut ternyata adalah bapak teman sekelasku waktu SMA di Solo. Dan sekarang temanku itu mendapat beasiswa di Al-Azhar, Mesir.  

“Besok kita akan pergi ke Youth without Frontiers dernegi, kita disana akan ikut rapat membahas tentang Youth winter program selama 4 di Ankara, yang inshaAllah akan diadakan minggu depan”. Aku terkaget-kaget, bukannya di Ankara aku akan liburan. Kok malah disuruh ikut rapat organisasi sih. “Yah, aku kirain kita akan jalan-jalan di Ankara. Kok malah ngadain kegiatan”. Jawabku sedikit ngeles untuk tidak mau ikutan. “Tenang saja, di acara ini kita akan mengadakan jalan-jalan juga keliling Ankara di akhir acara”. “Boleh deh”. Jawabku dengan nada sedikit kurang puas.

*****

“Kita berharap acara kita ini akan sukses, dan saya mohon bantuan serta kerjasama dari rekan semua. Terimaksih saya ucapkan atas kesediaan rekan untuk jadi panitia di acara kita minggu ini”. Begitulah sambutan dari ketua pelaksana Acara Youth winter program ini, yang aku juga baru tahu namanya adalah Ahmet Badir.

Hari pertama ini adalah kegiatan seminar tentang “Genc ve Bizim Ulkemiz” atau Kepemudaan dan negara kita. Seminar ini menghadirkan Menteri Pemuda dan Olahraga Turki,  Akif Cagatay Kilic dan Kepala lembaga riset Turki TUBITAK, Prof. Dr. Yücel ALTUNBAŞAK. Menteri Pemuda dan olahraga lebih memaparkan kepada pentingnya pemuda untuk negara. Bahwa Pemuda merupakan cita-cita dari bangsa, utamanya Turki. Beliau menjelaskan juga banyaknya sekarang atlet, pelajar dan pemuda Turki yang mengharumkan nama bangsa, baik tingkat nasional maupun internasional. Sedang Kepala badan Riset TUBITAK menjelaskan sekarang waktunya bagi Turki untuk mengembangkan banyak riset dan menemukan penemuan baru. Dan Tutur Beliau, bahwa Tubitak saat ini sedang gencar memberikan beasiswa bagi para pemuda, khususnya pelajar di Universitas untuk melakukan riset. Dan TUBITAK, tambah beliau, akan meningkatkan olimpiade dan perlombaan untuk penelitian dan riset bagi mahasiswa di kampus Turki. Tampaknya hadirin begitu antusisas ketika tiba waktunya tanya jawab, ada yang bertanya tentang bagaimana salah satu cara menjadi pemuda yang hebat, ada juga yang bagaimana cara mengembangkan ide untuk peneltian hingga ada pertanyaan, “bagaimana jika lembaga ini bekerjasama dengan negara asing, semisal indonesia. Karena sepertinya motif dan tujuan indonesia dan Turki adalah sama, menggencarkan banyak riset dan memotivasi penemuan baru bagi para pemudanya”. Aku mengenal suara itu, ya, dia Hamid. Sepertinya dia juga tak mau kehilangan momen untuk bertanya. “Itu juga merupakan tujuan kita, tujuan panjang kita adalah bekerjasama dengan negara lain dalam pengembangan riset dan penelitian. Dan InshaAllah kita akan memulainya pertengahan tahun 2015 mendatang. Semoga nanti bisa juga bekerjasama dengan Indonesia, utamanya di Indonesia yang merupakan negara agraris. Bisa jadi turki juga akan bekerjasama dalam bidang kelautan, semisal”. Jawaban dari Kepala bidang TUBITAK begitu meyakinkan. Hamid juga tersenyum puas. Minimal, kita sebagai pemuda Indonesia, di negara orang juga bisa berkontribusi untuk Indonesia walaupun caranya berbeda. Acara itu di tutup dengan makan malam bersama, Acara tersebut sepertinya ramai dimedia Turki. Dan ini merupakan acara yang menurutku memang cocok bagi para mahasiswa seperti aku dan Hamid. Apalagi menjadi panitia di acara ini.

Mendung tetap menyelimuti Ankara hingga malam, suara mobil di luar menderu-deru berlalu lalang. Tampaknya aku dan Hamid harus pulang dulu. Besok acaranya adalah mengunjungi rumah sakit di Hacetepe hastanesi dan Panti Jompo di daerah Cankaya. Akhirnya Aku dan Hamid berpamitan dengan teman yang lain, kami berjalan sedikit ke Arah Ankaray kolej. Karena acara tersebut memang dilaksanakan di daerah kolej. Dari kolej menuju Tandogan sekitar 5 stasiun, termasuk melewati stasiun kizilay.

Hari ini Ankara Cerah sumringah, walaupun suhu tetap berkisar dari 3-6 derajat. Tapi setidaknya sinar matahari mengahangatkan tubuh kami yang dibalut tebalnya jaket musim dingin. Kami akhirnya sampai di Hacettepe Hastanesi di daerah sihhiye. Kami kemudian mendapat arahan dari ketua panitia, masuk ke rumah sakit dan menghibur anak-anak kecil yang sakit disana. Kami masuk bersamaan, namun kemudian berpencar-pencar ketika memasuki kawasan rumah sakit anak. Kami sudah menyiapkan balon, coklat, topi, terompet, boneka, mobil-mobilan dan semua perlengkapan main anak kecil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun