Meskipun memiliki potensi besar, pengelolaan sumber daya kelautan non-migas di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan perhatian serius.
1. Overfishing dan IUU Fishing
Penangkapan ikan berlebih (overfishing) telah menyebabkan penurunan populasi ikan di beberapa wilayah perairan Indonesia. Selain itu, aktivitas illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing menjadi ancaman serius, mengakibatkan kerugian ekonomi yang mencapai miliaran dolar setiap tahun.
2. Degradasi Ekosistem Laut
Kerusakan ekosistem laut akibat pembangunan pesisir, polusi, dan penangkapan ikan destruktif seperti penggunaan bom ikan mengancam keberlanjutan sumber daya laut. Data menunjukkan bahwa sekitar 30% terumbu karang di Indonesia berada dalam kondisi kritis, yang berdampak langsung pada produktivitas perikanan dan pariwisata bahari.
3. Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim memengaruhi kesehatan ekosistem laut. Kenaikan suhu laut, acidifikasi, dan kenaikan permukaan air laut mengancam keberlanjutan keanekaragaman hayati laut. Fenomena pemutihan karang (coral bleaching) semakin sering terjadi, terutama di kawasan yang sensitif seperti Laut Banda dan Raja Ampat.
4. Kurangnya Infrastruktur dan Teknologi
Banyak wilayah pesisir di Indonesia masih minim infrastruktur dasar seperti pelabuhan, fasilitas pengolahan hasil laut, dan sistem logistik. Teknologi yang digunakan oleh nelayan dan pelaku usaha kelautan juga masih tradisional, mengakibatkan rendahnya efisiensi dan produktivitas.
5. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi
Sebagian besar masyarakat pesisir hidup di bawah garis kemiskinan, meskipun mereka berada di kawasan kaya sumber daya. Ketimpangan akses terhadap pendidikan, teknologi, dan pembiayaan menjadi hambatan utama dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.