Namun secara praktis wacana itu lebih dari kumpulan kalimat yang membentuk paragraf-paragraf untuk menyampaikan ide. Wacana sudah menjadi produk nyata dari bahasa yang tidak bisa dipisahkan oleh unsur-unsur eksternal bahasa, seperti lingkungan sosial, politik, ekonomi, dan religi yang memengaruhi penulis serta tulisannya.
Unsur-unsur eksternal itu tidak dapat diabaikan karena akan menjadi salah satu hal yang memengaruhi perkembangan bahasa, baik itu penambahan kosakata atau perubahan makna pada bahasa. Wacana yang dianalisa dengan tanpa mengabaikan hal-hal luar yang memengaruhi wacana itu sendiri disebut dengan Analisis Wacana Kritis (AWK).
Jadi bagaimana memaknai kata wacana? Untuk pemakaian praktis kata wacana sendiri, kita bisa menggunakan makna umum yang ada di KBBI, yaitu percakapan. Dengan mengenal bahwa wacana bisa berupa tulisan maupun ucapan, maka kita dapat memaknai frasa wacana forever atau cuma wacana dengan arti "Yang diperbincangkan hanya omongan untuk bahan obrolan saja. Tidak untuk dilakukan/direalisasikan."
Jadi begitu penjelasan tentang cabang linguistik yang terdiri dari beberapa tataran. Jika ada kritik dan saran silakan tulis di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H