Mohon tunggu...
Alfandi Anwar
Alfandi Anwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang

Save Me From My Self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Pendidikan sebagai Gerbang Awal Merdeka Belajar

15 Mei 2022   23:57 Diperbarui: 15 Mei 2022   23:58 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Alfandi Anwar

Asal Daerah : Pandeglang, Banten

Pendidikan merupakan salah satu aspek  yang sangat diperlukan manusia dalam kehidupannya. Pendidikan telah banyak mengubah dan memajukan peradaban manusia yang tentunya dapat berpengaruh pada keberlangsungan hidup manusia itu sendiri agar lebih beradab, teratur, dan berkelanjutan. Pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi individu (peserta didik) baik potensi fisik maupun potensi cipta, rasa, maupun karsanya agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Berdasarkan sejarah peradaban manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai media untuk mendapatkan dan meningkatkan pengetahuan (Knowledge), keterampilan(skill) serta moralitas (morality), sekalipun dalam masyarakat yang masih terbelakang (primitif).

Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk menyiapkan manusia demi menunjang perannya di masa datang. Upaya pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa tentu memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan rekayasa bangsa di masa mendatang, karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan asasi manusia.  Bahkan M. Natsir menegaskan bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan maju mundurnya kehidupan masyarakat tersebut. 

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun tujuannya adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Peran pendidikan menurut Ki Hajar dewantara adalah sebagai berikut :

1. Memajukan dan menjaga diri

2. Memelihara dan menjaga bangsa

3. Memelihara dan Menjaga dunia

Beliau pun menyampaikan pendidikan itu harus kontinu, konvergen (ilmu harus dari berbagai sumber/belajar dari luar), dan konsentris (belajar disesuaikan dengan identitas dan konteks yang ada di kehidupan masing) .

Hak warga negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 pasal 1 dan 2, yakni sebagai berikut:

1. Hak warga negara Indonesia berdasarkan UUD 194 pasal 31 ayat 1 yaitu setiap warga negara berhak mendapat pendidikan sesuai dengan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam alinea keempat, yaitu pemerintah negara Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Pasal 31 ayat 2 menegaskan kewajiban warga negara dan pemerintah di bidang pendidikan dasar, yakni setiap warga negara wajib untuk mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

Peradaban ialah suatu keseluruhan yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan sikap kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai warga masyarakat Konsep dari “peradaban” digunakan sebagai sinonim untuk “budaya (dan sering moral) Keunggulan dari kelompok tertentu.” Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti “perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa”.“Peradaban” dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global).

Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Peradaban adalah bentuk budaya paling tinggi dari suatu kelompok masyarakat yang dibedakan secara nyata dari makhluk-makhluk lainnya. Peradaban mencerminkan kualitas kehidupan manusia dalam masyarakat. Kualitasnya diukur dari ketentraman (human security), kedamaian (peacefull), keadilan (justice), kesejahteraan (welfare) yang merata. Dalam membangun peradaban, masyarakat harus berupaya untuk mewujudkan tatanan hidup yang lebih baik dengan meningkatkan taraf pendidikan yang memadai, penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Dalam membangun peradaban hidup, masyarakat harus membangun sumber daya manusia yang terampil memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, berbudaya dan bermoral yang berakar dari agama. Selain agama faktor terpenting lainnya dalam membangun peradaban hidup adalah tradisi keilmuan. Salah satu upaya untuk membangun tradisi keilmuan yang tinggi adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan, generasi muda akan mampu mengemban tanggung jawab. Mereka juga akan mampu memelihara dan meningkatkan mutu dari hasil-hasil positif masa lalu. Peradaban hidup sangat ditentukan oleh mutu berkarya dari sumber daya manusianya. Upaya pengembangan sumberdaya manusia yang bermutu yakni melalui pendidikan. Selanjutnya B.J. Habibie (2009: 36) menjelaskan bahwa tiga tiang peradaban yang diperlukan dan dikembangkan untuk membangun peradaban hidup yang maju, sejahtera, mandiri dan kuat adalah manusia-manusia yang memiliki keunggulan yaitu “HO2”, “Hati” (iman dan taqwa), “Otak” (ilmu pengetahuan), dan “Otot” (teknologi). 

Pendidikan sebagai titik sumbu untuk menyalakan ambisi dan motivasi kemajuan peradaban hidup setiap individu dan masyarakat. Pendidikan adalah factor utama dan cara paling efektif bagi kemajuan masyarakat, karena pendidikan dengan penguasaan pengetahuan dapat menghasilkan orang-orang yang mampu membangun peradabannya dimasa mendatang. Penguasaan pengetahuan itu merupakan cara terpenting untuk membangun peradaban manusia. Jika individu-individu yang berpengetahuan berakumulasi dalam sebuah masyarakat, maka dapat dikatakan sebagai indikator masyarakat yang bersangkutan telah membangun peradabannya dengan berhasil.

Fungsi dan Peran Pendidikan Dalam Membangun Peradaban

Pendidikan dalam arti luas menjadi isu strategis, dalam menjawab segala persoalan berkaitan dengan pembangunan peradaban yang lebih manusiawi, santun dan cerdas. Peran utama pendidikan ialah sebagai instrumen sekaligus pelaku untuk perubahan mind set dalam istilah populer kekinian disebut revolusi mental. Jika arah kebijakan bertumpu pada mutu sebagai orientasi pendidikan, maka seluruh stake holder harus memiliki mind set yang sama, untuk mengubah orientasi pendidikannya ke arah mutu. Selain itu pendidikan juga berperanan sebagai pusat pembudayaan nilai-nilai. Nilai-nilai penting yang perlu dibudayakan ialah nilai kejujuran, nilai disiplin, nilai sopan santun, nilai keadilan, nilai empati, dan nilai-nilai kearifan lainnya. Pendidikan juga berperanan sebagai pembebasan. Dalam konteks sosial ternyata manusia memerlukan instrumen pendidikan sebagai pembebasan. Pembebasan dari kebodohan menjadi konsep utamanya.

Konsep utama ini yang berupa kebodohan umat manusia, mempunyai relasi yang sangat lekat dengan kemiskinan, kemiskinan bisa bermuara kembali kepada kebodohan, membentuk lingkaran yang oleh Bourdieu disebut sebagai pembenaran dari teori reproduksi kelas. Kelas anak-anak pinggiran yang bodoh dan miskin, senantiasa berada pada kelas marginal, dan pada konteks reproduksi maka kelas marginal dapat dipastikan akan mewariskan hak istimewanya kepada generasi berikutnya.Oleh Pulo Preire disebut dengan pendidikan kaum tertindas, yaitu; untuk memutus mata rantai reproduksi kelas marginal yang identik dengan kemiskinan dan kebodohan, maka diperlukan pendidikan.

Berbagai upaya pembaharuan pendidikan telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan namun sejauh ini belum menampakkan hasil maksimal. Sistem pendidikan yang dibangun harus disesuaikan dengan tuntutan zamannya, agar pendidikan dapat menghasilkan outcome yang relevan dengan tuntutan zaman. Peranan pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam membangun peradaban hidup. Pendidikan bertujuan mencetak generasi agar lebih berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu dengan tambahan nilai-nilai moral dan tingkah laku yang telah menjadi sebuah harapan bangsa tersebut. Peradaban hidup suatu masyarakat tergantung dangan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki.

Tidak ada kegiatan yang lepas dari peran pendidikan. Sebab utama mengapa pendidikan berpengaruh terhadap setiap kegiatan dalam kehidupan karena faktor manusia. Peran manusia sangat menentukan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan itu, juga ketika terjadi kemajuan teknologi yang amat pesat.Dengan pendidikan kita transfer dan tumbuhkan pada Manusia nilai-nilai, kecerdasan dan kecakapan, serta sikap mental yang ulet dan tangguh. Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyampaikan kepada orang atau pihak lain segala hal untuk menjadikannya mampu berkembang menjadi manusia yang lebih baik, lebih bermutu, dan dapat berperan lebih baik pula dalam kehidupan lingkungannya dan masyarakatnya. Hal yang disampaikan itu meliputi sistem nilai, pengetahuan, pandangan, kecakapan dan pengalaman. Makin baik penyampaian itu, makin besar kemungkinan manusia menjadi bermartabat. Dan makin baik perannya dalam kehidupan lingkungan dan masyarakatnya. Itu juga menjadi persiapan yang baik untuk menghadapi pekerjaan dan kehidupan, menjadikan manusia makin mampu melakukan pekerjaannya.

Pada dasarnya pendidikan dilakukan di lingkungan keluarga. Pendidikan di Lingkungan Keluarga menjadi landasan segenap usaha pendidikan sepanjang hidup manusia. Kelurga merupakan tempat pertama bagi pembentukan sebuah karakter pada setiap individu. Di dalam keluarga tercermin jalinan kasih dan cinta, kekerabatan sangat mendominasi yang kuat. Kegagalan keluarga dalam membentuk sebuah karakter pada anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa pembentukan karakter dimulai di lingkungan keluarga.

Pendidikan sebagai penyangga peradaban

Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya pewarisan nilai, yang akan menjadi penolong dan menuntun masyarakat dan atau umat manusia dalam menjalani kehidupan dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan perdaban umat manusia. Tanpa pendidikan maka diyakini manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi masa lampau yang dibanding dengan manusia masa sekarang jelas sangat tertinggal baik kualitas kehidupan maupun proses-proses merancang masa depannya. Secara ekstrim bahkan dapat dikatakan, maju mundurnya baik buruknya beradaban suatu bangsa atau masyarakat akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat tertentu.

Dalam kontek ini, maka kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia dewasa ini sudah barang tentu tidak terlepas dari peran-peran pendidikannya. Dengan demikian pendidikan merupakan tumpuan setiap individu, masyarakat meraih masa depannya. Membangun peradaban hidup melalui pendidikan adalah suatu tujuan mensintesakan dan mengintegrasikan berbagai dimensi menjadi suatu sistem nilai yang terintegrasi baik politik, ekonomi, sosial, maupun iptek yang secara dinamis terus berkembang, mampu menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan dalam maupun tantangan lain yang telah mengglobal.

Suatu peradaban yang menjadi individu, masyarakat cerdas kehidupannya, yaitu indivisu dan masyarakat yang modern dan maju, dengan sumber daya manusia yang handal, demokratis, sejahtera, berkeadilan sosial yang menjunjung tinggi HAM berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Untuk membangun peradaban hidup yang berdampak kepada kehidupan yang bermutu, diperlukan manusia yang memiliki kemampuan (intelektual, dan vokasional/ professional) dan berkarakter (berkepribadian mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab, dan demokratis). Untuk itulah diperlukan suatu proses pendidikan yang bermakna proses pembudayaan kemampuan, nilai, dan sikap. Membangun peradaban hidup melalui pendidikan pada hakikatnya adalah pengembangan watak dan karakter manusia unggul dari sisi intelektual, spiritual, emosional, dan fisikal yang dilandasi oleh fitrah kemanusiaan. Fitrah adalah titik tolak kemuliaan manusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau sebagai hasil proses pendidikan.

Membangun peradaban hidup tidak dapat dilakukan hanya dengan melalui satu dua bidang kehidupan. Ia merupakan proses bersinergi, simultan dan konsisten. Untuk itu, peradaban ini perlu disadari bersama sebagai sesuatu yang wajib dan merupakan tanggung jawab yang perlu dibebankan kepada seluruh anggota masyarakat. Jika menengok sejarah, menunjukkan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan adalah sentral sifatnya. Dari perkembangan ilmu inilah kemudian dikembangkan bidang-bidang lain baik secara simultan ataupun secara gradual. Ilmu, sudah barang tentu, diperlukan oleh semua kelompok apapun orientasi dan strategi perjuangannya.

Pembangunan politik, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya tidak bisa tidak harus dimulai dari ilmu. Untuk memperbaiki keadaan ini, masyarakat harus mengarahkan target pendidikan kepada pembangunan individu yang memahami tentang kedudukannya baik di depan Tuhan, di hadapan masyarakat dan di dalam dirinya sendiri. Dengan kata lain pembangunan masyarakat harus dilandaskan pada konsep pengembangan individu yang beradab. Pembentukan individu yang beradab tersebut, secara strategis, dapat dimulai dari pendidikan. Namun pendidikan tersebut harus terlebih dahulu diletakkan dan berlandaskan pada interpretasi yang benar sehingga dapat melahirkan sarjana, ulama dan pemimpin yang mempunyai pandangan hidup yang sesuai dokma agama.

Perlu dicatat bahwa penekanan pada pendidikan merupakan salah satu yang utama. Penekanan terhadap pendidikan sering dikaitkan dengan adanya pengaruh Westernisasi dan modernitas. Pendidikan merupakan medium pengembangan individu, mengarah kepada pembentukan insan kamil. Pendidikan fungsinya adalah untuk membentuk insan yang beradab dengan kemampuan dan potensi masing-masing. Oleh sebab itu pendidikan mengarah kepada penanaman ilmu pengetahuan yang berstruktur dan konseptual. Pendidikan pada hakikatnya membentuk pengetahuan inderawi, aqli dan intuisi disatukan dalam suatu cara berfikir yang integral: obyektif dan subyektif, idealistis dan realistis.

Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi sekligus: pertama, menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam masyarakat mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan yang sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan bukan hanya berfungsi sebagai tranfer of knowladge saja, tetapi juga sebagai tranfer of value.

Masyarakat memandang pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan atau nilai-nilai budaya baik yang bersifat intlektual, keterampilan, keahlian dari generasi tua ke generasi muda agar masyarakat tersebut dapat memelihara kelangsungan hidupnya atau tetap memelihara keperibadiannya. Dari segi pandangan invidu pendidikan berarti upaya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam agar dapat teraktualisasikan secara komplit, sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh individu tersebut dan juga masyarakat.

Pendidikan mempunyai fungsi ganda. Pada satu sisi pendidikan berfungsi untuk memindahkan nilai-nilai dalam upaya memelihara kelangsungan hidup suatu masyarakat dan peradaban. Sedangkan di sisi lain pendidikan berfungsi untuk mengaktualisasikan fitrah manusia agar dapat hidup secara optimal, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dan mampu memikul tanggung jawab atas perbuatannya, sehingga memperoleh kebahagiaan dan kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan adalah jantung peradaban dalam kehidupan manusia. Siapa pun orangnya secara filosofis disebut sebagai animal educandum, yakni individu yang terus-menerus dididik dan mendidik. Ini artinya, proses pendidikan merupakan sebuah ikhtiar yang tanpa henti. Pendidikan dalam hidup memegang peranan penting guna memajukan peradaban. Untuk pencapaian itu mayarakat harus mencapai tingkat kedewasaan, dalam artian dapat menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, sehingga mampu memacu perkembangan peradaban. Maka bukan sekedar mengetahui pengetahuan yang sudah ada, akan tetapi juga mampu mengembangkan dan menciptakan pengetahuan baru. Jika kondisi ideal tersebut dapat dicapai maka pendidikan akan bisa mengambil peranan yang cukup besar dalam membangun peradaban hidup setiap individu ataupun masyarakat secara luas.

Semangat Merdeka Belajar Dengan Pemerataan Pendidikan 

Indonesia merupakan negara berpendidikan. Tetapi, kondisi pendidikannya masih belum merata. Pendidikan yang belum merata di Indonesia menjadi masalah. faktor yang menyebabkan pendidikan di Indonesia kurang merata adalah kemiskinan, SDM (sumber daya manusia),rendahnya kualitas guru, rendahnya prestasi dan sarana dan prasarana sekolah. Daerah di Indonesia yang kualitas pendidikannya yang kurang ialah Indonesia bagian timur. Karena, disana bukan hanya sarana dan prasarananya yang kurang tetapi tenaga pendidikannya juga kurang, sehingga masih membutuhkan tenaga pendidik dari luar daerah.

 

Penyebab dari faktor kemiskinan banyak anak-anak yang masih dibawah umur berkerja untuk membantu ekonomi keluarganya yang mengakibatkan mereka terhambat sekolahnya.  Oleh karena itu pemerintah harus  berpikir penuh terhadap pentingnya pemerataan pendidikan, terutama bagi sekelompok masyarakat yang miskin dan masyarakat yang ada di daerah terpencil. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memperhatikan dengan dibuktikan data UNESCO tahun 2000 tentang indeks pengembangan manusia (Human Developmant Indeks), yaitu komposisi dari peringkat kecapaian pendidikan. Baik pendidikan formal dan informal.

Konsep merdeka belajar yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim hadir sebagai solusi berbagai permasalahan pendidikan di tanah air tercinta ini. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dialkukan supaya para siswa dan mahasiswa bisa mengoptimalkan bakatnya dan bisa memberikan sumbangan yang paling baik dalam berkarya bagi bangsa.

Nadiem Makarim pada 2019 menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan dalam Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir. Kemerdekaan berpikir menjadi salah satu fondasi dasar dari program Merdeka Belajar. Nadiem juga menyebutkan bahwa kemerdekaan berpikir harus dipraktikkan oleh para guru terlebih dahulu sebelum diajarkan kepada para siswa. Di samping itu, program Merdeka Belajar juga akan membawa perubahan pada sistem pengajaran yang semula bernuanasa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuanasa pembelajaran di luar kelas ini diharapkan akan membuat setiap siswa menjadi lebih nyaman karena bisa lebih banyak berdiskusi dan akan membentuk karakter dari para siswa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun