***
Aku membawakannya bubur hangat.
Aku yakin dia kedinginan semalam tidur di lantai yang dingin.
“Makan dulu ya.”
“Ini aku suapin.”
DIa menolak. Ah, rupanya dia sedang rewel. Aku buka sedikit mulutnya dengan tanganku, memaksanya agar mau memakan bubur yang telah kusediakan.
Dia menangis. Aku tersenyum. Membelai wajahnya yang tak seceria biasanya.
“Kalau kau menurut, pasti Abang akan memperlakukanmu dengan baik.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!