Bagi "alam" tak ada yang tak ada jika sudah berkehendak. Karena "alam" punya logikanya sendiri di luar prediksi, di luar nalar manusia.Â
Dalam budaya Jawa diyakini bahwa fenomena alam yang tidak biasa dianggap mengandung dimensi metafisis yang terpancar dari energi kekuatan-kekuatan alam atau kosmos.
Sementara dalam budaya Jawa dikenal dengan istilah memayu hayuning bawana. Â Pemahaman memayu hayuning bawana menyiratkan bagaimana manusia bukan saja harus memperindah dunia, juga bagaimana menjaga harmonisasi dengan alam dan kehidupannya.
Bukan tidak mungkin manakala manusia hanya bertindak demi mengutamakan egoisme pribadinya, bukan tidak mungkin alam pun akan murka, dengan logikanya sendiri alam melakukan "perlawanan".
Bukan tidak mungkin pula, fenomena alam yang terjadi, semua itu adalah tanda-tanda atau isyarat alam atau "sabda alam" sebagai jawaban atas egoisme tingkah manusia akan hasrat kuasa demi kepentingan politik pragmatis jelang Pilpres 2024.
Alex Palit, jurnalis, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H