Â
Jamur Sofis di Musim Pilpres
Ada peribahasa menyebutkan bagai "jamur di musim hujan", ungkapan ini juga ditemui di musim pilpres, "jamur Sofis di musim pilpres". Jamur Sofis ini tumbuh subur bermunculan di musim pilpres.
Sebagaimana disebutkan oleh Platon, kaum Sofis adalah pakar yang benar-benar pintar beragumen, mahir bersilat lidah, jago retorika dan piawai berwacana dengan segala teori maupun metodologis yang digunakannya sebagai klaim kebenaran, walau boleh jadi yang disampaikan itu keliru, atau malah menyesatkan. Dalam berwacana, kaum Sofis mencoba mempersuasif, tidak peduli benar tidaknya wacana tersebut.
Dan, keberadaan "kaum Sofis" juga ditemui dan tumbuh subur, salah satunya saat musim Pilpres. Dengan segala sepak terjangnya "kaum Sofis" membangun wacana dalam rangka menggiring opini publik demi kepentingan politik pragmatis tokoh unggulannya.Â
Meski dalam operasionalisasinya "kaum Sofis" satu sama lain beda metodologis, tetapi pada finalisasinya mereka bisa ber-satu padu atas dasar "orientasi nilai" atau "orientasi kepentingan" melakukan framing demi kesuksesan hasrat kuasa tokoh politik yang bersangkutan.Â
Pepatah mengatakan "pengalaman adalah guru terbaik". Terkait musim "jamur Sofis di musim Pilplres", hendaknya sepak terjang "kaum Sofis" disikapi dengan kritis atau kalau perlu secara skeptisisme agar tidak terjebak tipu daya simulasi pencitraan, mengulang kesalahan yang sama terjatuh (lagi) di kubangan lumpur yang sama.
Alex Palit, citizen jurnalis, pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Surya (Surabaya) dan Persda Kompas -- Gramedia (Jakarta). Penulis buku "Sang Presiden 2024".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H