Buku Doa
Gereja Anglikan berpisah dari gereja Katolik Roma pada tahun 1534 saat Raja Henry VIII memerintah. Tetapi ia tidak melalukan perubahan yang drastis pada doktrin dan tata ibadah gereja.Â
Raja masih berkiblat pada Gereja Katolik. Baru saat Raja Edward VI, putra Henry VIII dari istri ketiganya (Jane Seymour) berkuasa, Â reformasi dilakukan.
Raja Edward VI sesungguhnya baru berusia 9 tahun saat naik tahta. Tetapi ada Thomas Cranmer, Uskup Agung Centerbury, yang menjadi salah satu anggota Wali Raja.Â
Cranmer dengan bantuan Nicholas Ridley dan Pendeta Hugh Latimer benar-benar melakukan reformasi. Gambar, ikon-ikon dan patung dari gereja dilepas semuanya. Mereka juga mengijinkan kaum rohaniwannya menikah.
Cranmer membentuk komite untuk menciptakan sebuah tata ibadah yang mampu mengakomodasi kalangan Katolik Roma dan Protestan.Â
Terbitlah Buku Doa (Book of Common Prayer) yang mengadopsi liturgi Katolik Roma, dengan membuang bagian-bagian yang dirasa tidak sesuai dengan ajaran Protestan. Tahun 1549, Parlemen Inggris menyetujui Undang-Undang Keseragaman, sehingga Buku Doa menjadi tata ibadah resmi gereja Anglikan.
Dalam perkembangannya, ajaran Protestan  semakin kuat di Inggris. Pada tahun 1552 Buku Doa pertama masih dirasakan kurang sesuai dengan ajaran Protestan. Maka di tahun yang sama, diterbitkanlah Buku Doa kedua, yang mencakup lebih banyak lagi perbaikan.
"Seluruh doktrin dan tata aturan Gereja Anglikan ada di sini. Dengan membaca buku ini Anda akan tahu semuanya tentang kami," terang Pastor Daniel. Ia mengangsurkan ke hadapan saya sebuah buku bersampul tebal, berwarna hitam. Isinya dalam dua bahasa; Indonesia dan Inggris.
"39 Artikel"
Gereja Anglikan mempunyai 39 doktrin yang mengatur soal keyakinan hingga cara hidup umat. Dari tentang pembaptisan hingga misi.  Tentang topik-topik  khotbah hingga pemberian sakramen.