Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gereja Anglikan, Bukan Katolik Bukan Protestan

4 Desember 2022   07:16 Diperbarui: 4 Desember 2022   07:19 3090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Gereja Anglikan di Jalan Arief Rahman Hakim, Jakarta Pusat (Foto: Lex)

Pada lantai dua kantor GAI saya bertemu Pastor Alexander Daniel Rumondor. Usianya menjelang 50 tahun, keturunan Manado. Wajahnya tampak lebih muda dari usianya. Nama ini yang saya sebutkan kepada satpam di depan tadi.

"Ayah saya seorang pendeta GPIB. Karena itu kami sering berpindah-pindah daerah mengikuti tugas ayah," ujar Daniel yang lahir di Cimahi Jawa Barat tetapi menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di Medan dan Surabaya, serta menikah dan menetap di Jakarta.

"Saya masuk Gereja Anglikan setelah menikah," ujarnya lagi. Pastor Daniel merupakan salah satu dari tiga pastor di Gereja Anglikan  Indonesia. 

Meskipun Gereja Anglikan sudah berada di Batavia sejak  1829, namun GAI baru seumur jagung usianya. Pendirian jemaat GAI, kata Pastor Daniel, didasari oleh keinginan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada anggota jemaat Anglikan yang asli Indonesia.

"Kami ingin jemaat lokal di Indonesia bisa berkembang. Keinginan sudah ada sejak 1993 tetapi baru diresmikan pada 1998," jelas pastor Daniel.

Papan nama GAI (foto:Lex)
Papan nama GAI (foto:Lex)

Menurut Daniel, Gereja Anglikan sudah lama ada di Jakarta, tetapi lebih berfokus melayani kaum ekspatriat. "Jemaat Indonesia juga dilayani tetapi mereka lebih fokus kepada  kaum ekspatriat di Jakarta. 

Selain itu kami ingin mengembangkan misi Anglikan di sini. Kaum ekspatriat kan datang dan pergi. Begitu tugas selesai,  mereka pulang ke negaranya masing-masing," jelas Pastor Daniel.

Setelah resmi berdiri pada 1998, saat ini  terdapat 500 jemaat GAI di seluruh Indonesia, antara lain di Batam, Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Tarakan, Nunukan, Pontianak dan Ambon. Jemaat terbesar berada di Tarakan  dan Nunukan.

 Sistem Episkopal

Gereja Anglikan menganut sistem episkopal, karena itu bersifat hierarkis. Pemimpin tertingginya adalah uskup. Sistem ini umumnya dipakai juga oleh gereja-gereja Ortodoks dan  Katolik.

Meskipun Uskup Agung Canterbury Inggris diakui sebagai pemimpin tertinggi, namun ia tidak memiliki otoritas untuk mengatur Gereja Anglikan di seluruh dunia. Artinya, setiap gereja nasional atau regional memiliki otonomi penuh untuk mengatur diri sendiri. Berbeda dengan Gereja Katolik, Paus yang juga uskup Roma, memiliki otoritas atas umat Katolik di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun